Selasa, 26 Jul 2016 - 16:52:00 WIB - Viewer : 8744

7 Langkah Menjauhkan Anak dari Sifat Egois dan Manja

ilustrasi

AMPERA.CO - Tak ada orang tua yang ingin anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang penuntut, egois dan manja. Di sisi lain, orang tua terkadang tak menyadari bahwa beberapa perilaku orang tua justru dapat membentuk anak menjadi sosok yang manja dan egois.

Dalam jangka pendek, anak-anak dengan sifat manja dan egois mungkin akan baik-baik saja. Akan tetapi dalam jangka panjang, anak-anak dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang kesepian, tidak mandiri hingga tidak menghargai jerih payah orang tua dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam membesarkan anak yang bahagia dan jauh dari sifat manja dan egois. Berikut ini tujuh tips dalam membesarkan anak agar terhindar dari sifat manja dan egois menurut Telegraph.

Langkah 1

Biasakan untuk tidak `menghujani` anak-anak dengan berbagai harta benda sebagai hadiah. Berikan anak hadiah yang paling berharga berupa perhatian dan kasih sayang. Kualitas waktu yang dihabiskan orang tua dan anak akan jauh lebih berharga untuk perkembangan anak.

Langkah 2

Tak jarang orang tua selalu mengabulkan permintaan-permintaan anak mereka. Dari pada langsung mengabulkan permintaan anak, orang tua dapat membantu anak untuk berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan usaha sendiri. Cara ini dapat mendidik anak mengenai nilai dari sebuah usaha dan juga nilai dari hasil yang anak capai dengan usaha tersebut.

Langkah 3

Didik anak untuk menikmati saat-saat menunggu. Anak-anak yang belajar sabar untuk menunggu sesuatu yang mereka inginkan cenderung lebih sukses dalam banyak hal di masa mendatang. Psikolog Walter Mischel pernah melakukan penelitian melalui Tes Marshmallow. Dalam tes ini, anak-anak diberikan satu hadiah kecil berupa marshmallow atau pretzel. Jika mereka mau menunggu 15 menit sebelum memakan hadiah tersebut, maka anak tersebut akan mendapatkan satu lagi tambahan marshmallow atau pretzel.

Setelah menjalani tes, Mischel terus memantau anak-anak tersebut dalam banyak kesempatan. Mischel kemudian mendapati anak-anak yang bersedia menunggu selama 15 menit pada saat Tes Marshmallow tumbuh menjadi anak yang sukses secara akademis, lebih menghargai diri sendiri dan lebih sehat.

Langkah 4

Ketika anak mengalami kegagalan, orang tua harus mendorong anak untuk berusaha kembali dan tidak menyerah. Cara ini dapat membuat anak tubuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan `tahan banting`. Sikap ini akan membantu anak-anak menjadi sosok dewasa yang sukses dan memiliki kepuasan baik secara akademik, finansial mau pun hubungan pribadi dengan orang lain.

 

Langkah 5

Orang tua juga perlu memberikan penghargaan lebih atas usaha yang dilakukan oleh anak dibandingkan hasil akhir yang telah dicapai. Dengan begitu, anak-anak akan belajar untuk hidup dengan penuh kesadaran dan fokus pada `saat ini`. Hasilnya, anak-anak akan merasa lebih puas dalam menjalani hidup dibandingkan jika anak-anak terbiasa dihargai hanya berdasarkan hasil yang dicapai.

Langkah 6

Buat aturan atau pedoman untuk anak-anak. Orang tua pun perlu bersikap konsisten terhadap pedoman ini khususnya ketika orang tua dan akan sedang terlibat dalam satu ketidaksepahaman. Melalui pedoman dan sikap konsisten orang tua, anak-anak akan mengerti bagaimana cara membuat batasan untuk diri mereka sendiri.

Langkah 7

Selain melihat kehidupan dari sudut pandang anak, orang tua juga perlu mengajarkan anak untuk memandang kehidupan dari sudut pandang orang lain. Ketika anak-anak bisa memahami sudut andang orang lain, anak-anak akan belajar mengenai nilai belas kasih dan juga empati.