Jumat, 13 Okt 2023 - 10:27:00 WIB - Viewer : 7412

Bagaimana membawa Isu-Isu Sosio-saintifik ke dalam Pembelajaran IPA?

// Tim PPM UNSRI Latih Guru-Guru di MGMP IPA Kabupaten Musi Rawas

Redaksi AMPERA.CO

IST

AMPERA.CO - Bagaimana membawa Isu-Isu Sosio-saintifik ke dalam Pembelajaran IPA? Pertanyaan ini merupakan tema pengabdian pada masyarakat (PPM) tim dosen dari Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sriwijaya (UNSRI), berupa pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru IPA se-Kabupaten Musi Rawas yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran IPA (MGMP IPA).

Acara pembukaan yang berlangsung di SMP Negeri B Srikaton (23/9) juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas, yang diwakili oleh sekretaris dinas, Kasi peserta didik dan pembangunan karakter SMP, Kepala sekolah SMP Negeri B Srikaton, Ketua dan Pengurus MGMP IPA.

Dalam sambutannya, Sekretaris Dinas, Supriadi, M.Pd. menyambut baik kegiatan PPM yang dilakukan dan memberikan dukungan penuh, serta berharap kegiatan ini dapat memberikan inovasi pembelajaran IPA yang relevan dengan perkembangan ipteks saat ini. Karena, menurutnya cara-cara lama, di mana guru menjadi pusat pembelajaran, dan penggunaan bentuk-bentuk kekerasan dalam mengajar sudah saatnya ditinggalkan.

Ditempat yang sama, ketua MGMP IPA Kabupaten Musi Rawas, Kiswanto, berharap kerjasama semacam ini dapat terus dilakukan. Kiswanto menyampaikan bahwa sebanyak 90 orang guru dari berbagai kecamatan di Kabupaten Musi Rawas terlibat dalam kegiatan ini.

Ketua tim PPM UNSRI, M. Yusup, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran IPA berbasis Socio Scientific Issue (SSI) sebagai implementasi Kurikulum Merdeka. Pengalaman belajar SSI harus melakukan lebih dari sekadar membantu siswa memahami sains, menjadi lebih sensitif secara etika, atau menunjukkan praktik argumentasi yang lebih baik. Misalnya, mempelajari sains dalam konteks perubahan iklim harus melakukan lebih dari sekadar membantu siswa memahami sains tentang iklim. Ppengalaman ini seharusnya membantu siswa menjadi lebih siap untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengambilan posisi dalam konteks perubahan iklim.

Lebih lanjut, M. Yusup menyampaikan bahwa kegiatan PPM ini menggunakan pola in-on-in. Kegiatan “in-service training” dilaksanakan sehari. Tempat kegiatan “in” dilaksanakan di sekretariat MGMP atau tempat lain yang memadai. Kegiatan “on the job training” dilaksanakan secara mandiri oleh peserta dan dapat dilakukan pembimbingan secara daring. Pada Kegiatan in-service training 1 peserta mempelajari dan mendiskusikan materi yang disajikan narasumber dari tim PPM. Pada saat on the job training peserta melakukan aktivitas pembelajaran secara mandiri untuk mengembangkan modul ajar atau LKPD berbasis Socio Scientific Issue. Pada Kegiatan in-service training 2, peserta melaporkan dan mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan selama on the job training yang difasilitasi oleh narasumber dari tim PPM. sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka.

Para guru tampak antusias dalam mengikuti kegiatan ini dan mereka merasa lebih terinsprasi untuk mendalami tentang pembelajaran berbasis Socio Scientific Issue (SSI). Hal ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi guru yang sangat diperlukan di dunia pendidikan saat ini. Selain itu, guru peserta juga diharapkan dapat menjadikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dapat ditindaklanjuti dalam bentuk penelitian dan publikasi ilmiah. (my)