Rabu, 24 Mar 2021 - 03:04:00 WIB - Viewer : 2656
Baru 35% Dibangun, Jembatan di Ulu Musi Ambruk Diterjang Luapan Sungai Musi

AMPERA.CO, Empat Lawang - Luapan sungai musi di Kabupaten Empat Lawang menerjang hingga roboh jembatan yang sedang dibangun di Desa Padang Tepong, Kec. Ulu Musi, Rabu (23/3/2021)
Kapolres Empat Lawang, AKBP Wahyu ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya jembatan yang roboh diterjang banjir tersebut. “Benar ada jembatan roboh yang masih dalam pembangunan, penghubung Kecamatan Ulu Musi dan Paiker diterjang luapan Sungai Musi,” ujar AKBP Wahyu, Rabu (23/3/2021)
Berdasarkan informasi detail yang dihimpun dari Kapolsek Ulu Musi, Hermansyah, peristiwa jembatan roboh itu terjadi Rabu (23/) dini hari sekitar pukul 03.40 Wib. Namun beruntung dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa.
“Kejadiannya subuh tadi sekitar pukul 04.40 Wib tidak ada korban jiwa, untuk total kerugian belum ditaksir. Kejadiannya di Desa Padang Tepong Kec. Ulu Musi Kab Empat Lawang telah terjadi Bencana alam naiknya Debit Air Sungai Musi (kiriman dari Hulu Kab Kepahyang Prop Bengkulu kemungkinan Hujan deras),” kata Herman.
“Akibat naiknya debit air sehingga Steger (tiang) penyangga rangkaian jembatan tergerus air sungai yang meningkat sehingga rangkaian jembatan roboh ke sungai musi,” ungkapnya.
Pembangunan jembatan sendiri, kata Kapolsek, diperkirakan sudah berjalan 35%, sebelum akhirnya roboh diterjang luapan air sungai.
“Pemasangan rangkaian jembatan penghubung Kec Ulu Musi menuju ke Kec Paiker sudah mencapai lebih kurang 35% sebelum roboh. Pembangunan jembatan ini yang dimulai pembangunannya pada bulan Mei 2020 lalu,” jelas Herman.
Sementara, Camat Ulu Musi, Saili menyebut pasca robohnya jembatan yang dibangun dengan dana APBN tersebut, pihaknya langsung melakukan peninjauan di lokasi kejadian dan menggali informasi penyebab robohnya jembatan yang bekum 100% selesai itu.
“Saat meninjau lokasi, kita dapat informasi dari konsultan pengawas, tiang penyangga jembatan yang dibangun dengan dana APBN itu ambruk akibat diterjang oleh meluapnya sungai musi berikut material sampah kayu dan sebagainya yang tersangkut di tiang penyangga tersebut,” ucapnya.
“Walaupun jembatan itu belum bisa difungsikan, masih ada jalan alternatif yakni melewati jembatan puntang, namun warga harus menempuh jarak sekitar 6 kilometer menuju jembatan puntang tersebut, atau bisa juga lewat simpang perigi,” ungkapnya.
Sebagai alternatif sementara, lanjutnya, warga sekitar yang enggan berkeliling sejauh 6 kilometer, menyebrang sungai musi dengan menggunakan perahu rakit.
“Alternatif warga sekitar yang mau buru-buru menyebrang ada juga yang menggunakan rakit ponton,” tutupnya.