Senin, 26 Sep 2022 - 11:45:00 WIB - Viewer : 8556

Buat E-modul Sendiri, Mengapa Tidak?

Penulis : Dr. Ismet, S.Pd., M.Si., Maefa Eka Haryani, M.Pd., Rodi Edi, M.Si., dan Saparini, M.Pd.

Pembelajaran abad 21 memberikan tantangan bagi dunia pendidikan untuk mengemas pembelajaran yang mampu memfasilitasi keterampilan abad 21. Di Abad 21, siswa diharapkan memiliki kecakapan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja dalam kelompok. Hal itu tentunya menjadi PR besar khususnya bagi guru tentang peran guru dalam merancang pembelajaran yang mencakup kecakapan abad 21 itu.

Di era serba digital saat ini, guru dituntut untuk mampu memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini dalam mengajar. Perlu diingat bahwa, peran guru di sekolah bukan sekedar mengajarkan agar siswa menjadi pintar, tapi juga bagaimana mendidik siswa menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan sampai di era teknologi saat ini, banyak orang pintar saja, namun pintar dengan memiliki kepribadian baik dan bijaksana dalam menyikapi informasi yang diperoleh serta mampu menyelesaikan masalah menggunakan informasi yang dimilikinya. Untuk itu, guru diharapkan mampu merancang pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Salah satunya melalui penggunaan modul pembelajaran elektronik (e-modul) yang dikembangkan oleh guru dengan memasukkan muatan keterampilan abad 21 di dalamnya.

Sebagai sumber belajar mandiri, e-modul merupakan modifikasi dari modul pembelajaran konvensional dengan menggabungkan teknologi informasi sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan komunikatif. Semakin mudah informasi diakses akan semakin banyak pula informasi yang didapatkan. Oleh sebab itu, e-modul sebaiknya dibuat dengan mempertimbangkan kebenaran konsep melalui penjelasan yang menarik dan interaktif sehingga mudah diterima oleh siswa. Harapan dari pembuatan e-modul yaitu untuk meningkatan jumlah sumber bacaan, sumber belajar, dan sumber informasi bermanfaat bagi siswa. Guru diharapkan menggunakan e-modul yang dikembangkan sendiri sebagai sumber belajar siswanya di kelas. Mengapa demikian?

Guru adalah orang yang terus berinteraksi langsung dengan siswa di kelas sehingga mampu mengenali karakteristik masing-masing siswa dan kebutuhan apa yang dibutuhkan siswanya agar dapat belajar maksimal. Oleh karena itu, e-modul harus dirancang sendiri oleh guru. Memang tidak mudah menjadi guru di era serba digital saat ini. Namun demikian, guru tidak perlu khawatir, kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini berkembang ke arah kurikulum yang dikenal dengan konsep kurikulum merdeka. Lalu, apa kaitan antara kurikulum merdeka dengan tugas guru membuat e-modul sendiri?

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merdeka merupakan opsi tambahan bagi sekolah dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024 dan akan dikaji ulang pada tahun 2024. Meskipun penerapan kurikulum merdeka belum berlaku di seluruh sekolah di Indonesia, namun kurikulum ini diharapkan mampu menjadi alternatif pemulihan pembelajaran pasca pandemic covid-19.

Kembali ke pernyataan yang menyebutkan bahwa guru diharapkan menggunakan e-modul yang dikembangkan sendiri sebagai sumber belajar siswanya di kelas dan apa kaitannya dengan kurikulum merdeka. Konsep pengembangan e-modul pada kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan e-modul sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar siswa. Oleh sebab itu, guru dapat dengan leluasa memasukkan muatan lokal yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah dengan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan siswanya. Selain itu, konsep kurikulum merdeka memberikan kemudahan bagi guru dalam membuat e-modul karena guru dapat berkolaborasi dengan sesama guru mata pelajaran yang sama, berdiskusi dengan rekan guru lain untuk berbagi pengalaman, dan berbagi peran dengan rekan guru dalam satu fase pembelajaran. Dengan kata lain, pembuatan e-modul dalam konsep kurikulum merdeka, guru memiliki kebebasan untuk membuat e-modul sendiri sesuai dengan karakteristik siswa dan pembuatan e-modul juga dapat dilakukan melalui kerja sama dengan guru lain.

Fokus selanjutnya yaitu terkait aplikasi apa yang diperlukan untuk membuat e-modul pembelajaran. Perlu diketahui bahwa, terdapat banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat e-modul, salah satunya menggunakan google sites. Saat ini, google telah menambahkan berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan (daring) dan google sites merupakan salah satu fitur tersebut. Google sites merupakan layanan yang disediakan google untuk membuat websites secara gratis dan fitur yang dimiliki sangat mudah digunakan. Namun demikian, google sites dapat juga dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti membuat e-modul pembelajaran. Selain, menggunakan google sites, guru dapat memanfaatkan beberapa aplikasi gratis lainnya yang dapat diakses di internet dengan mudah.

Belum lama ini, tepatnya 26-27 Agustus 2022, penulis melakukan pendampingan pembuatan e-modul menggunakan google sites bagi guru-guru MGMP IPA Kota Pagaralam. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh salah satu tim dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya. Kegiatan diawali dengan pemberian materi terkait pentingnya literasi digital dalam pembelajaran dilanjutkan dengan latihan membuat e-modul menggunakan google sites. Kemudian guru-guru tersebut diberikan waktu untuk membuat e-modul sendiri dengan tetap didampingi selama proses pembuatannya. E-modul yang telah dibuat selanjutnya dikumpulkan ke tim dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya untuk divalidasi. Validasi yang dimaksud merupakan tahap untuk memeriksa kebenaran isi, kelayakan desain, dan ketepatan bahasa yang terdapat pada e-modul. Tanggapan yang diberikan pada tahap ini selanjutnya disampaikan ke guru sebagai bahan perbaikan e-modul yang dikembangkan. Selanjutnya guru dapat menggunakan e-modul tersebut untuk mengajar di kelas masing-masing.

Sebagian besar guru IPA yang tergabung dalam MGMP IPA Pagaralam ini telah mengumpulkan e-modul yang dibuatnya pada 17 September 2022. Hasil validasi yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar guru IPA tersebut telah mampu membuat e-modul elektronik sendiri menggunakan google sites. Hal tersebut menunjukkan bahwa membuat e-modul tidaklah sesulit yang dibayangkan dan akan lebih mudah jika mulai dilakukan. Dikutip dari website Kemdikbudristek “Seorang guru profesional harus bisa mengarahkan, menangani menjadi pribadi yang lebih baik, karena itulah tugas seorang guru. Maka benarlah yang dikatakan bahwa guru bisa mengubah dunia”. Untuk Bapak/Ibu guru semua, mari kita mulai membuat bahan ajar sendiri. Buat e-modul sendiri, mengapa tidak?

* Penulis adalah Dosen Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sriwijaya