Minggu, 01 Mei 2016 - 09:16:00 WIB - Viewer : 6404

Cerita Berdarah di Balik May Day

AMPERA.CO - Hari ini menjadi perayaan Hari Buruh Internasional dan menjadi hari libur nasional di Indonesia. Naumun, tahukan kalian jika perayaan tanggal 1 Mei memiliki dua makna yang tampaknya bertentangan?

Di satu sisi, May Day dikenal maypoles, bunga dan menyambut musim semi. Di sisi lain, itu adalah hari solidaritas dan protes pekerja. Banyak negara merayakan Hari Buruh pada awal Mei. Amerika Serikat sendiri secara resmi menjalani Hari Buruh pada September.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Banyaknya pemelintiran sejarah yang terjadi, membuat Time mencoba menjelaskan arti May Day. Bagi orang dahulu, May Day berarti bunga, rumput, piknik, anak-anak, gaun bersih.

Sementara Sosialis dan Komunis mengartikannya berpidato, berpawai, bom, kecaman, kekerasan. Konotasi ini merunut pada May Day 1886 ketika 200 ribu pekerja AS melakukan pemogokan nasional menuntut delapan jam kerja per hari.

1 Mei 1886, aksi mereka itu bukan hanya pemogokan semata yang menjadi bagian dalam peristiwa Haymarket. Saat itu, di Chicago (bersama dengan kota-kota lain) menjadi tempat demonstrasi utama dalam mendukung delapan jam kerja per hari.

Protes di Chicago tidak berlangsung hanya dalam satu hari. Pada 3 Mei, protes di pabrik McCormick Reaper di kota berubah menjadi kekerasan. Hari berikutnya, pertemuan damai di Haymarket Square bahkan lebih parah.

Beberapa menit setelah pukul 10 malam 4 Mei 1886, badai mulai bertiup di Chicago. Tetes pertama hujan turun dan kerumunan di Haymarket Square mulai bubar.

Pada pukul 20.00 waktu setempat, ada tiga ribu orang di sana, mendengarkan orasi anarkis mengecam kebrutalan polisi dan menuntut delapan jam kerja, namun saat pukul 10 hanya ada beberapa ratus yang bertahan.

Wali kota yang telah menunggu dan menduga terjadi masalah dalam aksi damai itu memilih pulang dan tidur. Seseorang masih menyelesaikan orasinya ketika barisan 180 polisi dari stasiun mencoba membubarkan yang tersisa dari pertemuan tersebut.

Mereka berhenti dekat dengan iring-iringan orator. Saat kapten polisi memerintahkan pengunjuk rasa bubar dan orator berseru bila itu adalah pertemuan damai, sebuah bom meledak di jajaran kepolisian. Sebanyak 67 polisi terluka dan menewaskan tujuh petugas lainnya.

Polisi melepaskan tembakan, melukai sekitar 200 orang dan menewaskan beberapa orang. Tragedi Haymarket ini menjadi bagian dari sejarah AS. Pada 1889, Konferensi Sosialis Internasional menyatakan, dalam rangka memperingati Haymarket, 1 Mei akan menjadi hari libur internasional bagi tenaga kerja, yang sekarang dikenal di banyak negara sebagai Hari Buruh Internasional.

Pada Juli 1958, Presiden Eisnhower menandatangani resolusi bernama 1 Mei `Loyalty Day` dalam upaya menghindari tanda-tanda solidaritas dengan buruh dunia pada May Day. Resolusi tersebut menyatakan bahwa itu akan menjadi hari penegasan kembali kesetiaan kepada AS dan pengakuan warisan kebebasan Amerika.

Feri Y

Republika.co.id

    Simak Berita lainnya seputar topik artikel ini :

  • buruh
  • nasional