Jumat, 17 Nov 2023 - 08:32:00 WIB - Viewer : 736

COMPUTATIONAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA

Hapizah, Budi Mulyono, Nyimas Aisyah, Weni Dwi Pratiwi, Yovika Sukma, M. Hasbi Ramadhan, dan Nabilah Hauda

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan di masa kini sangat memengaruhi kegiatan pembelajaran, termasuk pada matematika. Teknologi dapat memengaruhi bagaimana matematika diajarkan, serta bagaimana kualitas kemampuan matematika siswa ditingkatkan. Tak hanya teknologi, integrasi teknologi, komunikasi, dan informasi (ICT) dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan. Salah satu pemanfaatan ICT dalam pembelajaran matematika adalah penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis computational thinking untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam standar kompetensi dasar-dasar.

Saat ini sedang digalakkannya pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran ini merupakan penyesuaian terhadap minat, kecenderungan belajar, dan kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang bersifat individual, namun lebih cenderung kepada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi belajar yang independen. Di sisi lain, bagi guru-guru matematika SMA Kabupaten Musi Banyuasin pembelajaran berdiferensiasi merupakan hal yang terbilang masih asing. Mereka belum memahai konsep pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikan pembelajaran tersebut di kelas. Terlebih lagi guru-guru matematika SMA Kabupaten Musi Banyuasin belum mengetahui bagaimana media yang digunakan untuk pembelajaran suatu materi pada matematika. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan di lapangan bahwa guru-guru masih menggunakan pembelajaran konvensional tanpa menggunakan media.

Dari hasil wawancara dengan beberapa guru matematika SMA di Kabupaten Musi Banyuasin, diketahui bahwa ada beberapa guru matematika yang kesulitan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan LKPD berbasis computation thinking. Adapun kemungkinan faktor yang memengaruhinya ialah pengetahuan dan pengalaman. Menurut pendapat guru-guru yang sudah lama mengajar matematika di Kabupaten Musi Banyuasin, untuk mengajarkan materi matematika guru-guru terbiasa mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah. Sehingga MGMP Kabupaten Musi Banyuasin meminta kepada dosen-dosen Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya untuk memberikan pelatihan terkait pengembangan LKPD berbasis computational thinking untuk pembelajaran berdiferensiasi.

Lebih lanjut, untuk meningkatkan kesesuaian lulusan dengan dunia kerja dan kebutuhan stakeholder, serta dengan diberlakukannya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka salah satu bentuk implementasi yang dilakukan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya untuk mendukung program tersebut adalah melalui pengintegrasian kegiatan PkM ini dengan salah satu mata kuliah, yaitu Magang Kependidikan, dan tugas akhir mahasiswa yang berbentuk skripsi serta tesis. Oleh sebab itu, pelaksanaan PkM ini dilakukan melalui skema Integrasi yang menggabungkan kegiatan praktik lapangan, perkuliahan dan riset dengan jangka waktu 6 bulan.

Pelatihan yang diadakan pada SMP Negeri 6 Sekayu ini diadakan pada tanggal 16 September 2023 yang dihadiri oleh 14 guru matematika dari berbagai sekolah tingkat SMA yang ada di Musi Banyuasin. Pada tahap persiapan, pemateri yang merupakan dosen Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya yang diketuai oleh Dr. Hapizah, M.T., menyiapkan segala kebutuhan untuk menunjang kegian pengabdian ini. Selanjutnya pada tahap pendampingan, seluruh peserta dan pemateri melakukan kegiatan pendampingan secara tatap muka di lokasi yang telah ditentukan di SMP Negeri 6 Sekayu.

Penyampaian materi dilakukan untuk mengingat kembali serta menginformasikan kepada peserta pelatihan terkait computational thinking, LKPD, dan pembelajaran berdiferensiasi. Pada kegiaatan tersebut, peserta pelatihan juga diberikan beberapa waktu untuk merancang ide terhadap LKPD yang akan dikembangkan berbasis computational thinking. Setelah itu, beberapa peserta pelatihan diminta untuk memaparkan idenya dan dikomentari oleh para dosen dan peserta lainnya.

Setelah pertemuan secara tatap muka, peserta pelatihan dihimpun dalam whatsapp group (WAG). Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan memantau perkembangan dari ide atau gagasan dari masing–masing peserta yang dibuat dalam LKPD berbasis computational thinking. Setelah pendampingan pada WAG, selanjutnya dilakukan pertemuan melalui zoom conference meeting untuk membahas hasil pengembangan LKPD dari peserta pelatihan. LKPD yang dikembangkan adalah ide dari berbagai kreativitas masing–masing peserta. Peserta pelatihan menyampaikan hasil yang telah dibuat saat zoom meeting dan berdiskusi bersama mengenai hasil tersebut. Peserta diberikan kebebasan dalam memilih materi yang ada di matematika SMA.

Dalam pengabdian ini juga diperoleh persentase rata-rata kepuasan peserta pelatihan sebesar 88.65%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perserta pelatihan merasa sangat puas dalam kegiatan pengabdian ini. Hasil pendampingan juga menyimpulkan bahwa guru-guru matematika tingkat SMA di Kabupaten Musi Banyuasin telah mempu menyusun LKPD berbasis computational thinking untuk pembelajaran berdiferensiasi dengan baik. Harapannya, dengan dilakukannya pengabdian ini dapat menumbuhkan pengalaman dan pengetahuan baru bagi guru-guru matematika untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis computational thinking dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Penulis Dosen di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSRI

    Simak Berita lainnya seputar topik artikel ini :