Selasa, 26 Mei 2015 - 14:54:12 WIB - Viewer : 10884

Di Oxford, Dini Semakin Bangga Menjadi Warga Negara Indonesia

Kurniahadi

Foto: Istimewa
Perjuangan dan kerja keras menjadikan Dini sebagai salah satu presenter ISIC di Oxford University. Selama disana ia bercerita dan berbagi pengalaman tentang kehidupan para mahasiswa asal Indonesia.

AMPERA.CO, Palembang - Setelah berhasil lolos seleksi paper dalam ajang 14th Indonesian Scholars International Convention (ISIC), Dini pun berangkat ke Oxford untuk beberapa hari. Selama disana, ia mengikuti rangkaian kegiatan yang telah di agendakan panitia mulai dari pemaparan hasil penelitian berskala Internasional, mengikuti grup diskusi, hingga berbagi cerita dan pengalaman dengan para pemuka di Oxford University.

Disela-sela padatnya agenda sebagai salah satu presenter ISIC, Dini menyempatkan diri untuk berkeliling dan melihat kehidupan para mahasiswa khususnya mahasiswa Indonesia dan masyarakat yang ada disana.

“Setiap detik disana adalah hal berharga dan pembelajaran hidup yang tidak akan pernah terlupakan. It is like a turning point of my life.” Ujar Dini.

Kepada AMPERA.CO, Dini bercerita banyak tentang pengalamannya selama di Oxford. Ia mengungkapkan bahwa masyarakat disana jika ingin berpergian kebanyakan jalan kaki, atau bersepeda. Karena orang luar negeri itu kadang banyak sekali pertimbangan untuk naik transportasi umum. Kecuali jarak yang ditempuh sangat jauh. Disana ongkos naik taksi pun sangat mahal, jadi memang banyak yang jalan kaki dan naik sepeda.

Menurut Dini, bedanya dengan di Indonesia kebanyakan orang-orang mengeluh kalau jalan kaki kemana-mana. Padahal dengan kita berjalan kaki, dampak yang bisa dihasilkan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bsa juga untuk lingkungan.

Dini juga menggambarkan keadaan disana, dimana banyak terdapat universitas disepanjang jalanan kota Oxford.

“Disana universitasnya banyak, disepanjang jalan kebanyakan bangunannya digunakan untuk kuliah, museum dan sebagainya. Suasana akademisnya luar biasa, membuat kita jadi bersemngat untuk terus belajar.” terang Dini.

Banyak mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan disana belajar sampai jam 4 pagi baru tidur, karena subuh disana sekitar pukul 7-8 pagi, tergantung musim. Semakin mendekati winter, semakin lama matahari terbit. Mereka mengajarkan bagaimana berjuang, tidak putus asa, membanggakan nama Indonesia di mata dunia.

Hal yang tidak kalah menarik ketika berada disana, yaitu walikota Oxford adalah seorang muslim. Disana umat muslim dapat hidup berdampingan dengan kaum mayoritas. Salah satu buktinya adalah dengan dibukanya masjid yang cukup besar, meski bentuknya hanya ruangan sederhana tidak seperti bentuk masjid di Indonesia. Menurut Dini, hal tersebut merupakan awal yang baik, karena selama ini muslim di oxford agak kesulitan untuk shalat jumat jika tidak di sebuah ruangan.

Toleransi antar masyarakat di oxford sangat baik. Tidak ada diskriminasi terhadap perbedaan asal negara dan agama. Tidak ada cibiran untuk orang-orang yang menggunakan hijab, rok, gamis dan sebagainya. Karena memang cukup banyak mahasiswa dari negara muslim di dunia yang menempuh pendidikan disana.

Selama disana, Dini juga banyak bertemu orang-orang hebat dan berpengalaman. Tidak sedikit dari orang-orang tersebut berasal dari Indonesia dan disana mereka telah membanggakan nama Indonesia.

“Saya banyak belajar, proses yang baik akan menjadikan diri lebih baik. Mereka sudah membuktikan itu. Dan semakin bangga saya menjadi warga negara Indonesia.” Ujar Dini.

Banyak sekali manfaat yang ia dapatkan, salah satunya yakni menambah link dan networking yang lebih luas. Selain itu, juga menambah semangat untuk belajar, wawasan terbuka lebar, kehidupan dan lain-lain. Jadi bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang adalah salah satu tindakan sinergi menjadikan Indonesia lebih baik.

Berlian Pratama

    Simak Berita lainnya seputar topik artikel ini :

  • muda
  • palembang