Selasa, 06 Jun 2017 - 16:25:00 WIB - Viewer : 13036

Inilah 3 Ulama Indonesia Yang Pernah Jadi Imam Masjidil Haram

editor : Feri Yuliansyah

AMPERA.CO - Tak banyak yang tahu jika ada beberapa orang indonesia pernah mempunyai kedudukan tinggi sebagai ulama di jantung umat Islam dunia itu, Mekkah Al Mukaromah. Tak cuma mencari ilmu, beberapa ulama Indonesia itu juga pernah menjadi imam di Masjidil Haram.

Dalam catatan sejarah, ada tiga orang Indonesia yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram yaitu Syekh Junaid Al Batawi, Syekh Imam Nawawi Al Bantani, dan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi.

Ketiganya merupakan ulama yang menjadi panutan dan mempunyai banyak murid, yang jejak pemikirannya juga turut mengilhami kemerdekaan Indonesia.

Syekh Junaid Al Batawi

Nama pertama orang Indonesia yang pernah menjadi imam di masjidil haram adalah Syekh Junaid Al-Batawi yang lahir di Pekojan, Jakarta Barat. Syekh Junaid dikenal sebagai syeikhul masyayikh madzhab Syafii.

Beliau dikenal sebagai seorang pendidik yang tangguh, yang menghabiskan waktu hingga akhir hayatnya untuk mengajar.

Banyak murid yang menjadi ulama yang masyhur, satu di antaranya adalah Iman Nawawi Al Bantani. Syekh Junaid Al-Batawi wafat di Mekah pada tahun 1840. Diperkirakan usianya 100-an tahun. Berkat jasa beliau, nama Betawi untuk pertama kalinya dikenal dinegeri arab.

Syekh Imam Nawawi Al Bantani                 

Orang Indonesia kedua yang menjadi Imam Besar Masjidil Haram adalah Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, yang dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten tahun 1815. Namanya masyhur hingga sekarang dengan karya yang banyak.

Ayahnya, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani merupakan seorang ulama lokal di Banten, sekaligus menjadi guru agamanya yang pertama. Ia juga belajar kepada sejumlah ulama lokal sebelum memutuskan ke Mekkah pada usia 15 tahun.

Di Mekkah, beliau memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya selama kurang lebih 30 tahun. Semakin hari semakin masyhur hasil pemikiran Syekh Muhammad Nawawi. Ketika menetap di Syi`ib Ali, Mekah dan mengajar. Muridnya banyak dan berdatangan dari berbagai bangsa.

Namanya kemudian tersohor sebagai Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Artinya Nawawi dari Banten, Jawa. Puncaknya ketika beliau ditunjuk sebagai pengganti Imam Masjidil Haram. Syekh Nawawi meninggal di Mekkah tahun 1897.

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Orang Indonesia ketiga yang jadi Imam Masjidil Haram adalah Syekh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi, yang lahir Sumatra Barat, di Koto Tuo, Kabupaten Agam, pada 26 Juni 1860.

Sejak kecil kecerdasannya sudah terlihat. Kala itu, ayahnya, Syekh Abdul Latif mengajaknya ke Mekkah pada usia 11 tahun (1871) untuk menunaikan ibadah Haji. Namun, setibanya di tanah suci, Ahmad tak ingin pulang dan mau menetap demi menuntaskan hafalan Alquran.

Selain menghafal Al-Qu`an, Ahmad berguru dengan beberapa ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.

Kealiman Syekh Ahmad Khatib dibuktikan ketika diangkatnya beliau menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar di Masjid Al Haram. Jabatan ini imam dan khatib bukanlah jabatan yang sembarangan. Jabatan ini hanya diperuntukkan orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi.

Syekh Ahmad Khatib mempunyai banyak murid dan menjadi ulama-ulama besar, diantaranya Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul, ayah dari Buya Hamka), K.H. Hasyim Asy`ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).