Jumat, 15 Sep 2023 - 21:04:00 WIB - Viewer : 1996
MENGAPA PERLU ADANYA PEMBELAJARAN TERPADU ?

AMPERA.CO - Strategi utama gerakan literasi sains sekolah berupa literasi sains lintas kurikulum, yaitu sebuah pendekatan penerapan literasi sains secara konsisten dan holistik di sekolah untuk mendukung pengembangan literasi sains bagi setiap peserta didik. Melalui penggunaan keterampilan sains pada lintas kurikulum tentunya akan memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya dan memberikan kontribusi dalam memperluas dan memperdalam pemahaman sains.
Beberapa cara penguatan kapasitas fasilitator literasi di sekolah dapat dilakukan dengan: 1) Melatih guru dalam menerapkan proses berpikir inkuiri dan saintifik serta metode pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek; 2) Guru dilatih untuk memilih, membuat, dan memodifikasi permasalahan sehari-hari yang dapat menciptakan ekosistem di sekolah yang memanfaatkan berbagai hal yang sudah tersedia di sekitar lingkungan sekolah; 3) Memberi peluang kepada guru untuk bekerja untuk bekerja sama dengan guru mata pelajaran yang lain dalam merancang dan mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh sesuai kebutuhan dan kesiapan peserta didik dalam bentuk pembelajaran terpadu.
Kerjasama antara sekolah dan LPTK dalam hal ini khususnya guru dan dosen perlu dilaksanakan. FKIP unsri sebagai LPTK dan dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuwan memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bentuk Tri darma Perguruan tinggi. Bentuk kegiatan nyata yang dilakukan adalah dengan melakukan pengabdian masyarakat di SMPN 3 Gelumbang. Pembinaan dan pendampingan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terpadu yang berorientasi pada literasi sains dan implementasinya dalam pembelajaran.
Model kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dengan metode presentasi, workshop, dan diskusi. Tim pengabdian terdiri dari 6 orang dosen dan 8 orang mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa pada kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu langkah implementasi kurikulum merdeka belajar dan untuk mempercepat masa studi mahasiswa. Mahasiswa terlibat dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dan melatih kerjasama tim dalam pembelajaran yang lebih efektif dan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan professional guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Adapun peserta dalam hal ini guru mata pelajaran yang terlibat sebanyak 8 (delapan) orang yang mengajar pada mata Pelajaran Mata pelajaran yang terlibat MTK, IPA, IPS, BHS Indo, BHS Inggris, PPKn, Keterampilan, Olahraga, Agama. Dalam hal ini, guru mata pelajaran akan saling berkolaborasi untuk menentukan satu tema besar yang akan diangkat sebagai tema dalam penyusunan LKPD terpadu berbasis literasi sains.
Pembelajaran terpadu dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaan yang utuh, menyeluruh, dinamis, dan bermakna sesuai dengan harapan dan kemampuan guru, serta kebutuhan dan kesiapan peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema yang disampaikan.
Model jaring laba-laba (Webbed) merupakan salah satu contoh yang dikembangkan oleh guru. Model ini dimulai dengan menentukan tema yang kemudian dikembangkan subtemanya dengan memperhatikan kaitannya dengan disiplin ilmu atau bidang studi lain. Diharapkan tema yang dekat dengan lingkungan peserta didik membuat motivasi belajar meningkat, memberikan pengalaman berpikir serta bekerja interdisipliner.
Keterpaduan bidang kajian pada masing-masing mata pelajaran, mendorong guru menjadi lebih kreatif karena adanya tuntutan untuk memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi yang lain. Guru dituntut memiliki kecermatan, kemampuan analitik, dan kemampuan kategorik agar dapat memahami keterkaitan atau kesamaan materi maupun metodologi.
Bredekamp dalam Developing Appropriate Practice (1997), menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan pusat minat berupa fokus atau tema atau konsep, yang berfungsi sebagai pengikat keterpaduan untuk membentuk suatu konsep baru yang bermakna dengan kehidupan anak dan relevan dengan konsep yang ditentukan. Dengan menerapkan pembelajaran terpadu ini peserta didik diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna (meaningful).
Lalu, mengapa pembelajaran terpadu menjadi penting? Hal ini tentunya berdampak besar dengan proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Melalui pembelajaran terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Selain itu, pembelajaran terpadu memberi peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan meliputi sikap (jujur, tidak percaya tahayul, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memilih, memperoleh, memanfaatkan informasi, menggunakan alat, mengamati, membaca grafik, termasuk keterampilan sosial seperti bekerjasama dan kepemimpinan, dan wawasan kognitif tentang gagasan konseptual tentang lingkungan dan alam sekitar. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajarn yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsru konseptual akan menjadikan proses belajar menjadi lebih efektif.
Tentunya banyak dampak positif baik bagi guru maupun peserta didik yang dapat ditumbuhkan melalui penerapan pembelajaran terpadu. Guru terlebih dahulu harus mempersiapkan media dan bahan ajar yang baik untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran terpadu secara utuh dan efektif sehingga dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Oleh karena itu, mari kita terus bersinergi untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik setiap harinya demi mewujudkan generasi emas 2045.