Kamis, 17 Des 2020 - 22:50:00 WIB - Viewer : 2888

Muba Luncurkan Sistem Aplikasi Lelang Karet Online Pertama di Indonesia

Redaksi AMPERA.CO

AMPERA.CO, Sekayu - Pemerintah Kabupaten Muba meluncurkan sistem Aplikasi Lelang Bahan Olahan Karet pertama di Indonesia yang dinamai SANG Bokar dan aplikasi e-STDB (Surat Tanda Daftar Budidaya), di Sekayu, Kamis (17/12/2020).

Setelah sebelumnya didirikan Pabrik aspal karet yang beroperasi di Kota Sekayu, Tak lama lagi, operasional pabrik pengolahan bensin dari kelapa sawit juga diresmikan.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir Dedi Junaedi MSc di sela Peringatan Hari Perkebunan Nasional (HARBUNAS) ke-63 Kabupaten Musi Banyuasin bahkan mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap kinerja Pemkab Muba dalam memperjuangkan para petani.

“Muba begitu luar biasa, bulan lalu resmi mengoperasionalkan pabrik aspal karet dan hari ini melaunching aplikasi digital lelang karet Sang Bokar. Bupati-nya sangat peduli terhadap petani rakyat. Ini terobosan inovasi yang hebat dan visioner,” ujar dedi.

Peluncuran aplikasi Sang Bokar ini kata dia sangat tepat dilakukan untuk memasarkan olahan karet petani rakyat di Muba agar dapat diserap oleh investor dari seluruh mancanegara.

“Apalagi saat ini pergeseran dunia digital sangat cepat. Tentu dalam upaya pemasaran produk juga harus diikuti, agar serapan olahan karet petani rakyat di Muba dapat lebih maksimal lagi,” ungkapnya.

Lanjutnya, upaya-upaya yang dilakukan Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin yang visioner ini dilakukan semata demi memaksimalkan serapan karet petani di Muba. Upaya ini juga sebagai laku nyata dan langkah konkrit andil memulihkan perekenomian petani ditengah pandemi COVID-19 saat ini.

“Ini aplikasi pertama di Indonesia, saya berharap agar Kepala Daerah lainnya di Indonesia khususnya yang wilayahnya dominan hasil perkebunan karet dapat mencontoh terobosan di Muba demi meningkatkan kesejahteraan petani karet,” harapnya.

Bupati Musi Banyuasin Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA menegaskan, aplikasi Sang Bokar dan e-STDB diterapkan bukan untuk gagah-gagahan. Tapi, aplikasi ini akan sangat berguna ke depannya.

“Semakin mudah memasarkan hasil olahan karet dari petani karet di Muba dan dapat diakses seluruh investor dari mancanegara,” tegasnya.

Menurut Dodi, e-STDB (surat tanda daftar budidaya secara elektronik ) manfaatnya disamping untuk memberikan keterangan budidaya kepada pekebun juga sebagai instrumen kemudahan pemutakhiran data dan antisipasi hal-hal yang mungkin terjadi.

“Seperti hilang atau rusak, pada e-STDB yang sudah diserahkan ke Pemerintah Desa dan Pekebun,” ungkap Dodi.

Ditambahkannya, terbitnya Inpres no 6 thn 2019 tentang RAN KSB dan perpres no 44 tahun 2020 tentang Percepatan ISPO yang dimana dalam ke 2 mandatory tersebut menuntut Pemda untuk menyusun Rencana Aksi mewujudkan Kelapa Sawit Berkelanjutan maka Pemkab Muba juga secara resmi melaunching Komitmen Muba Sustainable Palm Oil Initiative.

”Komitmen MSPOI menyatakan Muba melawan isu negatif mengenai kelapa sawit Indonesia oleh negara-negara Uni Eropa,” jelasnya.

Implementasi yang telah dilakukan dalam mewujudkan MSPOI initiative adalah impementasi PSR. yg Terlebih saat ini Muba dikenal sebagai daerah yang pertama di indonesia melakukan PSR pada tahun 2017 lalu serta menyandang predikat PSR terluas dengan realisasi rekomtek sebanyak 14.920 ha , tumbang chiping 12.238 ha dan tertanam dengan jumlah 12.068 ha.

“Bahkan dari 4446 PSR tahap pertama yang statusnya blm Masuk TM 1 , tetapi sudah panen dengan luas 1781 ha yang menghasilkan TBS dengan RBT diatas 4 Kg per tandan,” bebernya.

Bupati Muba juga menyampaikan 3 pesan untuk terus dilakukan dan dilanjutkan oleh OPD dan pihak terkait yakni pertama untuk komunitas perkebunan kelapa sawit, karet dan Gambir.

“Yang utama meningkatkan produktivitas yang sudah dilakukan selama ini dengan mereplanting kelapa sawit, dan karet. Dan untuk mendapatkan hasilnya yang lebih bagus kini digunakan digitalisasi.Pekebun dapat mendirikan pabrik CPO ke IVO sendiri, dapat memproduksi sendiri CPO maupun IVO sebagai bahan baku Biohidrokarbon (green diesel, bensin sawit dan avtur),” tandas Dodi.

“Kedua, lanjutkan hilirisasi, ini penting karena nilai tambah petani dan pekebun karet dan sawit bisa tambah besar” ungkanya.

“Ketiga kita gunakan teknologi untuk tes DNA bibit sawit berkualitas pertama kali di Indonesia. Juga mengunakan teknologi untuk mesin sentrifugal untuk menghasilkan karet lateks. Jadi pengunaan teknologi kedepanya sangatlah penting” tambah dia.

Terakhir Dodi mengatakan bahwa Muba bisa menjadi ujung tombak diplomasi sawit Indonesia. Caranya, adanya kelembagaan yang kuat dan rencana aksi sustainable keberlanjutan.