Sabtu, 13 Jun 2015 - 14:50:00 WIB - Viewer : 14248
Muda Foya-foya, Tua Kaya Raya
AMPERA.CO - Muda foya-foya, Tua kaya raya, Mati masuk surga. Begitu idiom setengah bercanda yang dulu sering kita dengar. Tapi benarkah hal tersebut bersifat utopis dan tak terjangkau akal?
Soal masuk surga memang tak bisa kita prediksi. Tapi soal muda foya-foya dan tua kaya raya bukanlah sebuah hal yang jauh panggang dari api. Dengan rencana yang tepat, kita bisa tetap memenuhi kebutuhan di hari tua meski sudah tidak lagi beraktivitas.
Tapi kenapa kita perlu merencanakan hari tua? Sebagai laki-laki kita tetap dituntut bisa memenuhi kebutuhan pribadi serta pasangan kita hingga nanti. Pensiun hanya status dari aktivitas bekerja, sementara tuntutan kemampuan memberikan nafkah akan tetap melekat sebagai tanggung jawab laki-laki hingga renta sekalipun.
Berapa persen dari penghasilan kita sekarang yang benar-benar dikonsentrasikan untuk menghidupi kita di hari tua? Belum ada? Jangan panik jika memang demikian. Karena dengan strategi yang tepat kita masih bisa mengejar ketertinggalan untuk memenuhi kebutuhan di hari tua nanti. Apa saja strateginya?
Mulai dari sekarang
Kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah menunda perencanaan pemenuhan kebutuhan dihari tua. Alasannya biasanya berkutat di seputar kebutuhan saat ini yang juga masih menumpuk. Padahal dengan memulai sesegera mungkin, justru kita hanya perlu menyisihkan sedikit uang saat ini. Jadi konsep “muda foya-foya” tadi masih bisa terpenuhi tanpa harus melupakan kebutuhan di hari tua.
Tentukan usia pensiun
“Baru juga kerja berapa tahun masa iya harus sudah mikirin pensiun”
Mungkin begitu pikiran yang melintas. Namun ini justru bagian penting dari strategi persiapan masa pensiun dimasa datang. Pikiran “let it flow” ini tidak bisa diberlakukan dalam perencanaan hari tua. Benar rejeki memang ada yang mengatur, tapi cerdas mengelola adalah bagian yang tak kalah penting. Karena itu cobalah menyisihkan sedikit waktu untuk merenung dan berencana. Kapan kiranya kita ingin pensiun dan pada usia berapa, kita sudah tak lagi mau atau mampu beraktivitas.
Tentukan berapa sisa usia kita
Oke, hal ini mungkin terdengar menakutkan. Atau mungkin sebagian berteriak bahwa kapan mati merupakan ranah yang tak boleh dijamah manusia. Tapi sejatinya ini bukanlah perhitungan yang ingin mendahului kehendak Yang Kuasa. Perhitungan ini hanya merupakan perkiraan tentang berapa lama kita akan menghabiskan hidup setelah kita pensiun. Taruhlah jika contoh di atas, usia pensiun ditetapkan pada usia 60 tahun. Maka jika kita berandai-andai akan hidup hingga usia 80 tahun. Berarti akan ada 20 tahun usia kita yang tidak lagi berpenghasilan. Artinya pula, masa 20 tahun itulah yang harus ditanggung oleh 30 tahun sisa usia produktif yang tersisa.
Hitung pengeluaran di masa pensiun
Nah, kita sudah perkirakan bahwa kita akan hidup 20 tahun setelah masa pensiun. Sekarang masalahnya berapa kebutuhan yang harus dipenuhi diusia pensiun nanti. Gaya hidup seperti apa yang kita inginkan? Pastinya pengeluaran tidaklah sebesar saat ini. Tidak ada lagi beban biaya sekolah anak misalnya. Rumah dan apartemen juga sudah lunas tercicil. Sementara Ducati atau harley davidson tak lagi butuh pembaharuan berarti. Artinya biaya hidup sudah jauh berkurang. Angka yang moderat untuk pensiunan kelas menengah perkotaan berkisar diangka 4 juta hingga 10 juta rupiah. Tentunya angka ini bisa lebih bervariasi jika penghasilan kamu saat ini dan gaya hidup masa tua ingin lebih glamor dan bling-bling.
Jangan menabung
Loh kenapa jangan menabung? Coba kita buka lagi hitungan tadi. Usia saat ini 30 tahun, ingin pensiun diusia 60 tahun, berencana hidup hingga 80 tahun dengan kebutuhan perbulan 4 juta. Faktanya, angka 4 juta per bulan ketika kita pensiun nanti tidaklah 4 juta per bulan. Dengan perkiraan nilai inflasi mencapai 12 persen, kebutuhan per bulan ini akan berkali-kali lipat. Sementara jika kita hanya menyisihkan uang untuk ditabung di bank, bunga yang didapat hanyalah berkisar dari 9 persen hingga 12 persen. Berarti apa yang kita tabung itu lah yang kita dapat. Nah, seandainya penghasilan saat ini 4 juta rupiah, bagaimana mungkin kita bisa menyisihkan 4 juta rupiah untuk ditabung dan digunakan di masa tua nanti? Berarti pula masa muda tak berfoya-foya bukan? Masa iya di usia muda dan produktif kita mau hidup susah demi mengencangkan ikat pinggang?
Inilah saatnya kita berkenalan dengan instrumen investasi yang lain. Bentuknya beragam dari pasar uang, pasar saham, surat hutang negara dan bentuk lainnya yang beragam. Dengan berinvestasi, kita bisa mendapatkan return yang tinggi. Hingga bisa memenuhi kebutuhan pokok yang telah kita hitung tadi.
Dengan perkiraan macam tadi, taukah kamu berapa banyak uang yang harus disisihkan melalui pola investasi jika ingin hidup nyaman 4 juta per bulan selama 20 tahun setelah pensiun diusia 60 tahun? Jawabnya tak lebih dari 150 ribu rupiah. Mudah bukan?
BerlianPratama