Rabu, 02 Okt 2024 - 22:31:00 WIB - Viewer : 428
Pentingnya Kontribusi AI dalam Penulisan Bahan Ajar yang menguatkan Literasi Numerasi
// Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA
Akhir-akhir ini, dunia teknologi informasi mengalami kemajuan pesat dengan ditemukanannya Artificial Intelligence (AI) yakni teknologi yang memungkinkan komputer atau mesin untuk meniru kemampuan manusia dalam berpikir, belajar, dan membuat keputusan. Dengan AI, sistem dapat menganalisis data, belajar dari pengalaman, dan menyelesaikan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. AI juga bisa diterapkan di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih personal.
Terkait dengan adanya kesulitan guru dalam menyusun bahan ajar, apa salahnya jika para guru memanfaatkan teknologi ini dalam tingkat kewajaran tertentu. Guru dapat memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dalam menyusun bahan ajar dengan menggunakan alat dan platform yang mendukung pengembangan konten yang lebih interaktif dan relevan. Misalnya, AI dapat membantu guru menganalisis data tentang kebutuhan belajar siswa untuk membuat materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Selain itu, AI dapat digunakan untuk menggenerasikan pertanyaan dan latihan otomatis berdasarkan topik yang diajarkan, sehingga memungkinkan guru untuk menyediakan variasi dalam pembelajaran. Guru juga bisa menggunakan AI untuk menciptakan konten multimedia, seperti video atau animasi, yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dengan cara ini, AI tidak hanya membuat proses penyusunan bahan ajar lebih efisien, tetapi juga meningkatkan kualitas dan daya tarik materi pelajaran.
Bagaimana Teknologi AI dapat membantu?
AI dapat membantu guru-guru menulis bahan ajar IPA dengan cara yang efisien dan kreatif. Pertama, AI memudahkan guru dalam melakukan riset dengan menyediakan akses cepat ke sumber daya ilmiah dan referensi terkini, sehingga informasi yang digunakan selalu akurat dan relevan. Selain itu, AI dapat menyusun draft awal bahan ajar secara otomatis berdasarkan topik yang diinginkan, yang kemudian bisa disesuaikan oleh guru. AI juga bisa membantu dalam pembuatan soal, kuis, dan evaluasi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, serta menyajikan visualisasi data seperti grafik dan diagram yang memudahkan penjelasan konsep IPA. Tidak hanya itu, AI mampu menyesuaikan bahan ajar agar sesuai dengan kebutuhan siswa yang berbeda-beda, baik dari segi tingkat kesulitan maupun gaya belajar. Jika ada siswa yang beragam secara bahasa, AI juga dapat menerjemahkan materi ke dalam berbagai bahasa. Dengan menggunakan AI, guru dapat membuat bahan ajar yang lebih interaktif, menarik, dan kontekstual, menjadikan proses pembelajaran lebih dinamis dan efektif.
Meskipun AI memberikan kemudahan dalam menyusun bahan ajar, penting bagi guru IPA untuk tetap aktif berperan dalam proses pembuatannya agar tidak menjadi malas atau terlalu bergantung pada teknologi. Salah satu cara adalah dengan menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti kreativitas dan pemikiran kritis guru. AI dapat membantu dalam hal efisiensi dan riset, tetapi guru harus tetap meninjau, menyesuaikan, dan memperkaya materi sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks pembelajaran lokal.
Guru juga perlu memanfaatkan AI untuk memperkaya pengalaman belajar, bukan hanya mengambil solusi cepat. Misalnya, AI bisa digunakan untuk menyajikan data atau simulasi, tetapi guru harus menambahkan interpretasi, diskusi, dan kegiatan yang melibatkan pemikiran kritis siswa. Dengan cara ini, AI menjadi pelengkap dalam memperkuat kreativitas dan profesionalisme guru, bukan sebagai alat yang melemahkan kemampuan mereka. Pengembangan keterampilan guru secara berkelanjutan dan kesadaran untuk tetap kritis terhadap materi yang dihasilkan AI juga penting, agar AI diperlakukan sebagai mitra dalam mengajar, bukan tumpuan utama.
Guru dapat menjadi kreatif dan inovatif dalam menyusun bahan ajar IPA dengan memanfaatkan AI secara strategis. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan AI untuk menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, sehingga materi lebih relevan dan menarik. Selain itu, AI memungkinkan guru untuk menciptakan konten interaktif seperti video, animasi, atau simulasi yang membantu siswa memahami konsep IPA secara visual. AI juga dapat membantu guru membuat bahan ajar yang kontekstual dengan lingkungan lokal, misalnya menggunakan data cuaca atau ekosistem setempat. Lebih jauh lagi, AI mendukung pembelajaran berbasis proyek dengan menganalisis data ilmiah yang dapat digunakan oleh siswa untuk penelitian. Tidak hanya itu, guru bisa mengembangkan platform pembelajaran kolaboratif dengan bantuan AI untuk memfasilitasi diskusi dan kerja sama antar siswa. Akhirnya, AI juga memungkinkan guru untuk merancang alur pembelajaran yang adaptif, memberikan pengalaman belajar yang fleksibel dan menantang. Dengan memanfaatkan AI secara tepat, guru dapat menciptakan bahan ajar yang lebih kreatif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sosialisasi
Berbekal hikmah dari pelatihan yang diikuti oleh 30 orang guru IPA di Kabupaten Muara Enim pada tanggal 27 September 2024, kita mendapatkan wawasan berharga mengenai realitas pendidikan yang cukup “menggelisahkan."Pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui kontribusi teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam penyusunan bahan ajar ternyata mengungkap banyak hal yang membuat kita tertegun.
Pertama, amanat Kurikulum 2013 (K-13) adalah mendorong guru untuk aktif menyusun bahan ajar sendiri yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. Guru diharapkan tidak hanya menggunakan buku teks yang ada, tetapi juga mengembangkan materi yang mendukung pembelajaran berbasis aktivitas, berpikir kritis, dan kreatif. Bahan ajar yang disusun harus memperhatikan kompetensi inti dan dasar, serta memperkaya pembelajaran dengan berbagai sumber belajar, termasuk teknologi dan sumber daya lokal, untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan dinamis bagi siswa.
Kedua, di tengah kemajuan zaman, di mana informasi mengalir deras melalui internet, kita lebih memilih untuk menggunakan referensi yang materinya “jauh ditempat orang”, yang tentunya ditulis berdasarkan karakteristik daerah penulis itu. Materi kontekstual, yang sebenarnya sangat penting dalam pembelajaran IPA, sering kali terabaikan dalam bahan ajar yang tersedia. Misalnya, ketika kita membahas ekologi dan keanekaragaman hayati, bahan ajar yang disediakan sering kali mengacu pada contoh dari daerah lain dengan kondisi alam yang sangat berbeda, alih-alih menggali potensi ekosistem yang ada di Kabupaten Muara Enim. Padahal, hutan tropis beserta keanekaragaman hayatinya adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari siswa di Muara Enim. Keberagaman flora dan fauna yang dapat ditemukan di sekitar mereka seharusnya menjadi sumber inspirasi untuk membangun pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep ilmiah. Bukankah itu luar biasa? Dan pula Siapa yang peduli dengan konteks lokal kita?
Ketiga, ada pemikiran tradisional yang tampaknya sangat kuat mengikat para pendidik kita. Ada anggapan bahwa penulisan bahan ajar adalah hal yang sukar dan rumit, seolah-olah materi ajar yang berharga itu tidak bisa ditemukan di lingkungan sekolah sendiri. Ironisnya, kita dikelilingi oleh potensi yang begitu kaya, tetapi kita memilih untuk terjebak dalam pola pikir yang membelenggu itu. Seolah-olah, kita takut untuk menggali sumber daya yang ada di sekitar kita dan memilih untuk menyandarkan diri pada konsep-konsep kuno yang sudah usang. Ketika pola fikir ini akan diubah, pertanyaannya bagaimanakah cara membuat bahan ajar itu menjadi mudah? Apa tekonologi yang mendukung untuk itu
Rekomendasi
Guru perlu memanfaatkan AI sebagai alat bantu yang memperkaya proses pengajaran, bukan menggantikan peran kreatif mereka. Pelatihan dan pendampingan dalam penggunaan AI harus terus diberikan agar guru semakin terampil dan memahami cara optimal mengintegrasikan teknologi ini dalam bahan ajar. Selain itu, penting bagi guru untuk tetap mempertahankan elemen kontekstual dan relevansi lokal dalam materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengaitkan pelajaran IPA dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim perlu menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru terkait penggunaan AI dalam penyusunan bahan ajar, serta memastikan akses teknologi yang memadai di sekolah. Selain itu, pendampingan dan monitoring implementasi AI penting untuk memastikan efektivitas penggunaan teknologi dalam pengajaran. Dinas juga perlu mendorong pengembangan bahan ajar yang kontekstual sesuai dengan lingkungan lokal, serta menjalin kolaborasi dengan universitas dan perusahaan teknologi untuk mendukung pengembangan pendidikan berbasis AI di daerah tersebut. Langkah-langkah ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dan memaksimalkan potensi teknologi di dunia pendidikan.
*) Penulis adalah Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya