Senin, 07 Nov 2022 - 22:37:00 WIB - Viewer : 10576

Peran Pendidikan dalam Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis

Oleh : Safira Permata Dewi, M.Pd., Dr. Yenny Anwar, M.Pd., Dr. Ermayanti, M.Si., Dra. Lucia Maria Santoso, M.Si. *

Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dan krusial dalam membentuk manusia Indonesia yang mampu bersaing tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga dalam skala global.

Peningkatan ketatnya kompetisi yang akan berlangsung dimasa depan menuntut peserta didik agar dibekali dengan berbagai keterampilan abad 21.

Keterampilan-keterampilan ini sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik agar dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di kehidupan sehari-hari dan juga di dunia kerja.

Upaya peningkatan keterampilan Abad 21 ini diserahkan kepada proses pembelajaran yang berlangsung disekolah, dengan harapan proses pembelajaran dapat melatihkan secara efektif semua keterampilan tersebut yang tercermin melalui strategi, pendekatan, maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis berbagai macam keterampilan yang penting untuk dikuasai pada Abad 21, salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis.

Robert Ennis pada tahun 1996 mengemukakan pendapatnya mengenai keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir reflektif dan rasional yang berfokus pada apa yang diyakini dan akan dikerjakan.

Ennis juga menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kritis ini memiliki kaitan yang erat dengan keterampilan berpikir kreatif. Lebih lanjut lagi, Ennis juga menjelaskan 5 indikator keterampilan yang menggambarkan berpikir kritis, yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), penarikan kesimpulan (inference), memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification) dan mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics).

Masing-masing indikator ini selanjutnya dijabarkan dalam deskriptor yang dapat membantu guru agar dapat mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran.

Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, antara lain dengan mengimplementasikan stategi pembelajaran yang tepat.

Pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh guru tentunya dilakukan dengan memperhatikan kesesuaiaan antara konsep yang akan dipelajari, capaian tujuan pembelajaran yang diharapkan, dan indikator keterampilan berpikir kritis.

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang tercermin pada hasil belajar tetapi juga keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah proses pembelajaran selesai dilakukan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa implementasi strategi pembelajaran kontesktual, direct instruction, inquiry dan pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah proses pembelajaran dikelas harus dapat diukur melalui proses evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dilakukan dengan menggunakan soal-soal yang telah dibuat dengan mengacu pada 5 indikator yang telah dijelaskan oleh Ennis.

Pembuatan soal evaluasi untuk mengukur berpikir kritis harus dilakukan oleh guru itu sendiri. Karena pada dasarnya hanya gurulah yang mengerti dengan baik apa yang perlu dinilai dan apa yang perlu ditekankan dalam proses evaluasi ini dibandingkan dengan siapapun. Dengan demikian, proses pembelajaran yang berlangsung benar-benar dapat dievaluasi dengan tepat.

Upaya untuk mendukung peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran untuk mengukur keterampilan berpikir kritis dilakukan oleh Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unsri dengan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan di Kota Pagaralam dengan khalayak sasaran guru IPA di Kota Pagaralam maupun sekitar Kota Pagaralam.

Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pelatihan pembuatan soal-soal berpikir kritis. Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi dan dilanjutkan dengan latihan pembuatan soal-soal berpikir kritis sesuai dengan kerangka kerja Ennis. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah guru-guru IPA di Kota Pagaralam dan sekitarnya memiliki keterampilan dalam membuat soal-soal berpikir kritis.

Peserta pelatihan ini telah berhasil membuat soal-soal evaluasi untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Soal-soal evaluasi ini dapat digunakan oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran yang berlangsung dikelas ataupun dapat dijadikan contoh acuan jika guru membutuhkan soal-soal berpikir kritis lainnya selain dengan soal yang telah dibuat.

Tentunya, soal-soal berpikir kritis ini dapat menyokong strategi pembelajaran yang mengarah pada peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik hingga proses evaluasi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan proses pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran tepat-proses evaluasi tepat, tentu kolaborasi yang sempurna.

* Penulis adalah Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya