Selasa, 22 Des 2015 - 10:44:00 WIB - Viewer : 10492

Rangga Umara, Berhenti Bekerja dan Mulai Usaha Lele Lela dengan modal 3 juta

Rangga umara

AMPERA.CO - Tak banyak orang yang berani memutuskan untuk berhenti bekerja dari sebuah perusahaan saat posisinya sudah nyaman. Bagi beberapa orang, ini menjadi sebuah keputusan yang dilematis dan sangat menakutkan. Bagaimana tidak, sulitnya mencari kerja ditambah dengan iklim industri dan bisnis yang tak menentu di negeri ini jelas membuat orang sebisa mungkin akan coba bertahan di sebuah perusahaan. Kalau pun ingin berhenti, ia akan mencoba sebisa mungkin mendapatkan penggantinya, baru ia berani resign.

Begitulah cerita umum yang masih banyak terjadi pada kebanyakan pekerja di Indonesia. Namun tidak bagi Rangga Umara. Baginya, keputusan untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah nyaman justru merupakan sebuah harapan dan kesempatan besar untuk memulai hidup lebih baik lagi.

Sesaat sebelum keputusan berhenti itu, Rangga sudah mempersiapkan beberapa hal untuk membuka bisnis kuliner. Memang kabar berita tentang PHK dari perusahaan sudah membuat dirinya mau tidak mau harus siap sedia. Meski belum pasti bahwa ia akan kena PHK, namun keadaan perusahaan yang tidak sehat membuatnya nekat untuk berhenti dari posisi manager.

Rumah makan Lele Lala adalah bisnis yang kemudian digeluti oleh Rangga Umara setelah berhenti dari perusahaan. Kini Rumah makan Lele Lela telah menjadi kuliner ternama di Indonesia yang juga mulai mengibarkan benderanya di luar negeri. Dengan omzet yang kini mencapai milyaran rupiah, bagaimana sebenarnya Rangga Umara merintis dan menjalankan usaha Lele Lela dari nol? Berikut Ulasannya.

Perjuangan Merintis Usaha Lele Lela

Kesuksesan Lele Lela sekarang tidak dibangun hanya dalam waktu semalaman oleh Rangga Umara. Jatuh bangun telah mewarnai perjalanan Rangga membangun Rumah Makan Lele Lela. Saat merintis Lele Lela, Rangga memulainya dengan modal 3 juta rupiah. Modal itu pun ia kumpulkan dengan susah payah dari hasil menjual jam tangan, handphone, parfum, dan alat penggetar perut yang ada di rumah. Dengan menggandeng temannya yang pintar meracik bumbu, Rangga memulai Lele Lela tahun 2007 dari pinggir jalan di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Nama Lele Lela sendiri sudah dipakainya sejak gerai pertama didirikan. Kata Lela dipakai Rangga dengan maksud agar nama ini selalu memberikannya sebuah harapan dan doa, sebab kata ini memiliki akronim ‘lebih laku atau lebih laris’. Ide nya membuka kuliner lele bermula dari pengamatannya dari warung pecel lele kaki lima yang memiliki kualitas yang kurang baik. Dari sinilah Rangga ingin mengangkat kuliner lele agar lebih berkelas.

Bergerak Lebih Professional

Dari gerai pertamanya di Pondok Bambu, jualannya tidak terlalu menguntungkan. Bahkan di bulan-bulan ketiga dan kelima keuntungannya malah terus merosot bahkan minus hingga membuat dirinya harus berhutang. Alih-alih mendapatkan untung, Rangga bersama istri dan satu anaknya justru diharuskan pergi dari kontrakan karena Rangga sudah tidak bisa lagi membayar konrakan.

Namun keadaan yang sulit ini tak membuat dirinya putus asa, sarjana Informatika dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bandung ini lalu memutuskan untuk membuat Lele Lela lebih professional. Maka, dengan uang seadanya, Rangga kemudian menyewa tempat pada sebuah warung sepi di kawasan yang lebih strategis.

Dengan sistem kerjasama dengan sistem setoran satu juta per bulan, Rangga memulai Lele LeIa dengan konsep yang lebih modern dan menarik. Hasilnya sangat memuaskan, dalam satu bulan pertamanya di tempat baru ini, Lele Lela mampu langsung meraup untung 3 juta rupiah per bulan dan angkanya terus bergerak naik seiring pertambahan gerai Lele Lela.

Kini, pria kelahiran tahun 1979 itu telah memiliki lebih dari 42 cabang Lele Lela se-Indonesia dan satu cabang di malaysia dengan omset yang diperkirakan telah mencapai Rp 4,8 milyar per bulan. Lele Lela juga membuka kemitraan dengan beberapa aturan yang sudah ditentukan.

Dari kesuksesan ini, Rangga Umara membuka rahasianya yang ternyata dimulai dari tulisan-tulisannya tentang obsesi, ambisi, dan impian yang ingin diraihnya dulu. Untuk berbagi ilmu, maka kemudian Rangga kembali menyusun dan merangkai tulisan-tulisan tadi menjadi sebuah buku yang diberi judul dream book. Melalui buku yang inspiratif ini Rangga ingin mengumpulkan semangat dan menarik energi positif dari siapapun yang ingin berhasil mencapai impiannya masing-masing.

Simak Video Terkait di Bawah Ini :


Feri Y

dari berbagai sumber