Jumat, 25 Nov 2016 - 00:53:00 WIB - Viewer : 7244

Seruan Rush Money 2511, Gerakan Perlawan Rakyat dan Dampaknya Bagi Umat?

AMPERA.CO - Keadaan Ahok sebagai tersangka penistaan agama yang belum ditahan polisi dan masih dianggap dilindungi pihak-pihak tertentu, rupanya tidak saja memberikan hikmah bagi bangkitnya kaum Muslimin dalam gerakan aksi massa monumental pada 4 November 2016.

Jutaan manusia tumpah-ruah di ibukota. Mereka datang bagaikan semut dari segala penjuru. Hingga terciptalah aksi massa yang menggentarkan kepongahan kekuasaan yang dibangun dengan pondasi uang.

Sadar bahwa aksi massa tidak juga ditanggapi, maka rakyat kembali mencari kekuatan kreatif mereka yaitu dengan menargetkan langsung tangki uang yang telah menopang kekuasaan yang berdiri mengangkang di hadapan mereka. Tangki uang itu adalah bank-bank yang dipandang sebagai penyokong berdirinya kekuasaan yang dianggap tidak memihak kepada rakyat.

Lalu apa gerakan kreatif yang ditemukan oleh rakyat itu? Gerakan itu adalah Rush Money.

Rush money terdiri dari dua kata: rush dan money. Rush artinya adalah kesibukan dan keriuhan yang membawa panik, sedangkan money adalah uang.

Jadi maksud rush money adalah tindakan penarikan uang secara massal oleh para nasabah sehingga menimbulkan kesibukan yang hebat bagi bank untuk melayaninya sampai kemudian muncul kepanikan. Apalagi biasanya cadangan uang di suatu bank tidak berbanding lurus dengan jumlah dana yang dititipkan oleh pihak deposan atau dana pihak ketiga. Kenapa? Bank itu bisnisnya nyari untung dari dana yang dititipkan kepadanya dengan meminjamkannya kepada pihak-pihak yang mengelolanya dalam beragam bentuk usaha. Para pengusaha besar dan para konglomerat merupakan pihak yang paling banyak menggunakan dana yang tersimpan di bank-bank.

Maka ketika rakyat menarik uangnya secara bersama-sama dalam waktu yang bersamaan, dipastikan suatu bank yang sudah banyak menyewakan uang yang tersimpan padanya, akan kelabakan. Sebab sebenarnya, stok uang yang terdapat padanya tidak 100% tersedia. umumnya stok uang di kas bank hanya 10% dari total dana masyarakat (DPK), sedangkan 90% diputar oleh bank kepada pengusaha yang menyewa uang tersebut dengan istilah pinjaman. Tentunya, pengusaha yang meminjam tidak mungkin mengembalikannya begitu saja, karena pengembalian uang sifatnya dicicil. Dan perbankan dapat untungnya dari bunga yang dicicil-cicil oleh pengusaha-pengusaha itu.

Adapun Bank Indonesia sebagai bandar besar bank-bank atau penyuplai stok uang jika stok uang tergerus, juga akan kerepotan jika dalam satu waktu ada ribuan atau jutaan nasabah menarik dananya di bank-bank. BI tidak mungkin kuat menyuplai uang secara serentak ke berbagai kota dan ke berbagai bank jika rush terjadi.

Lalu apa yang terjadi? Bank-bank itu akan pusing tuju keliling dan kredibilitasnya ancur. Padahal rahasia kekuatan bisnis bank yaitu di kredebilitasnya atau selagi masih percaya masyarakat padanya. Jika masyarakat tidak percaya lagi pada suatu bank dan tidak sudi lagi menaruh uangnya di suatu bank, bank itu akan tutup. Mau bisnis apa dia? Mau pinjamin uang mana lagi dia?

Jadi jelas rush money merupakan taktik gerakan rakyat yang cukup handal untuk menggetok kepala ular kapitalis.

Lantas apakah rush money atau tarik uang massal dalam waktu serentak akan merusak ekonomi rakyat?

Justru sebenarnya jika uang yang ditarik itu disalurkan untuk usaha-usaha produktif, seperti memodali para pedagang kaki lima, penjual martabak, petani kecil, sumbangan buat fakir miskin dan sebagainya, maka hal itu justru menguntungkan sekali bagi ekonomi rakyat. Sektor ril akan bergerak kencang.

Jadi jelas sekarang yang paling gentar dan mengkerut mentalnya dari aksi rush money ini adalah para pengusaha besar yang bisnisnya cuman mainkan uang orang di bank dengan mengambil rente.

Untuk diketahui saja, pada 1997 pernah juga ada aksi rush money di Indonesia. Cuman waktu itu motivasi rush moneynya beda. Waktu itu didorong karena takut uangnya bakalan nggak bisa diambil dari bank. Sebab bank-bank ditengarai akan bangkrut. Mumpung masih ada waktu untuk narik, maka ribuan nasabah pun buru-buru narik uangnya di bank.

Lalu, gimana nih? Ikut narik apa nggak? Saya nggak punya duit lagi di bank. Kalau ada, saya mau narik dah pada 25 Nov.

nusantarakini.com

    Simak Berita lainnya seputar topik artikel ini :

  • rush