Selasa, 26 Mei 2015 - 11:36:56 WIB - Viewer : 5124
Sriwijaya FC Minta Presiden Turun Tangan
AMPERA.CO, Palembang - Kisruh antara Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi telah menjadi cerita panjang. Sejak Menpora menerbitkan Surat Keputusan berisi pembekuan PSSI dan dilanjutkan kengototan kepengurusan La Nyalla Mattalitti mempertahankan legalitasnya, sepak bola Indonesia "mati suri".
Korban berjatuhan mulai dari klub bubar, gaji pemain terbengkalai dan termutakhir citra Indonesia di level internasional tercoreng lantaran Persipura gagal menggelar laga 16 besar Piala AFC.
Sriwijaya Football Club, salah korban akibat kisruh tersebut meminta Presiden Joko Widodo turun tangan mengatasi kisruh antara Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI. Achmad Haris, sekretaris tim Sriwijaya, mengatakan keterlibatan Jokowi penting agar Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dapat membatalkan pembekuan PSSI. Tanpa campur tangan Presiden, Sriwijaya pesimistis sepak bola kembali bergerak.
"Kalau Jokowi benar-benar negarawan, dia harus memikirkan rakyat (pencinta bola)," kata Haris, Selasa, 26 Mei 2015. Menurut dia, saat ini Menteri merasa di atas angin meski banyak pihak mendesaknya, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk mencairkan status PSSI. Alasannya, keputusan Menteri Imam didukung pemerintah pusat. Bagi Sriwijaya FC, semua pihak harus mengutamakan kemajuan sepak bola dengan melakukan berbagai pembenahan.
Menurut Haris, pihaknya merupakan salah satu korban pembatalan kompetisi pramusim dan penghentian Liga Qatar National Bank. Imbasnya,
saat ini Sriwijaya sedang merumahkan dua pelatih dan empat pemainnya. Sedangkan sebagian besar pemainnya tetap berada di Palembang.
Bagi pemain dan pelatih yang dirumahkan, mereka akan mendapatkan gaji sebesar 10 persen dari nilai kontrak. Adapun bagi pemain yang tetap berada di Palembang, mereka akan menerima gaji sebesar 25 persen. Kondisi ini akan berlangsung hingga ada kejelasan nasib Liga Qatar National Bank.
Faisal Mursyid, Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri, selaku operator klub, mengatakan pihaknya menyambut gembira bila Menpora mengindahkan pernyataan Jusuf Kalla yang menyebutkan akan ada pencairan status PSSI. Sebab, setelah pembekuan dicabut, biasanya akan ada normalisasi liga serta kompetisi terkait. "Tentu akan kami sambut hangat kalau benar-benar ada pencabutan itu," ujar Faisal.
Faisal meneruskan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan kejelasan nasib liga super atau kompetisi pramusim. Sebab, semua pihak masih menunggu kabar dari kantor Kemenpora. Jika pembekuan dicabut, ada kemungkinan Sriwijaya akan kembali mengumpulkan semua pemain dan pelatih untuk memulai program latihan. "Kami ingin segera ada kabar gembira."
Berlian Pratama