AMPERA.CO

AMPERA.CO, Palembang - Pengamat Politik, Universitas Sriwijaya (Unsri), Joko Siswanto memprediksi, Pilgub Sumsel akan terjadi persaingan ketat antara Pasangan Calon (Paslon) Nomor 1, Herman Deru-Mawardi Yahya dan paslon Nomor 4 Dodi-Giri. Bahkan, perbedaannya tak lebih dari 1-4 persen saja.

"Paslon yang bertarung pada Pilgub Sumsel memang ada 4 paslon. Tapi, saya memperkirakan hanya ada dua yang bertarung sengit, paling tinggi perbedaan suaranya nanti 4 persen. Itu paling tinggi, bisa HD-MY atau Dodi-Giri," katanya, dalam diskusi yang bertema Meneropong Hasil Pemungutan Suara Pilgub Sumsel dan Pilkada Palembang, di Hotel Swarna Dwipa, Selasa (26/6) malam.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena menurutnya kedua paslon itu yang paling dikenal di masyarakat. Sebenarnya, masih banyak yang mampu memimpin Sumsel atau Palembang. Tapi, hari ini persoalannya adalah ongkos Pilkada yang tinggi.

"Jadi calon yang ada adalah orang berduit. Kalau bicara kemampuan, masih banyak tokoh di Sumsel dan Palembang yang mampu. Tapi persoalannya adalah soal biaya," katanya.

Tak hanya di Sumsel, yang menjadi perhatian pengajar Hukum Pidana ini, Pilkada Palembang juga terjadi persaingan ketat antara paslon Nomor 1 Harno-Fitri dan paslon Nomor 2 Sarimuda-Rozak.

"Saya perkirakan persaingan lebih ketat di Kota Palembang perbedaannya tak lebih dari 2 persen saja, bisa Harno-Fitri atau Sarimuda-Rozak," katanya.

Kedua paslon ini, sambung Joko, sudah sangat familiar di masyarakat, yang satu incumbent yang satu lagi sudah dikenal dengan Fakem nya.

"Tentu ini menjadi modal bagi mereka. Siapapun yabg terpilih, itulah hasil Pilkada kita," katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif, Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes) Bagindo Togar Butarbutar mengatakan, ia memprediksi kemenangan akan diraih oleh yang berkuasa.

"Yang berkuasa hari ini menang. Karena saya lihat calon yang lain, hanya mengadalkan syahwat tanpa diikuti pemetaan kekuatan lawan," pungkasnya