Selasa, 06 Jun 2017 - 11:03:00 WIB - Viewer : 8548

Apa yang terjadi dalam Konflik antara Koalisi Saudi versus Qatar?

Ed : Feri Yuliansyah

AMPERA.CO, Riyadh - Kantor berita Saudi, SPA (saudi press agency), menyebutkan bahwa Ibu kota Aran Saudi, Riyadh telah menutup perbatasannya dan memutus seluruh kontak darat, laut dan udara dengan Qatar.

Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dipandang sebagai perpecahan serius antara negara-negara kuat di Teluk.

Belakangan, terjadi peningkatan ketegangan antara negara-negara Teluk dengan negara tetangga mereka, Iran. Saudi menuding Qatar bekerja sama dengan beberapa kelompok milisi yang didukung Iran.

Emir of Qatar Tamim bin Hamad Al Thani attends the Arabic Islamic American Summit at King Abdul Aziz International Conference Center in Riyadh, Saudi Arabia on May 21, 2017.Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani, saat hadir dalam KTT Islam Arab-Amerika di Riyadh, Arab Saudi, 21 Mei 2017.

Apa yang telah terjadi?

Pemutusan hubungan diplomatik dilakukan oleh Bahrain kemudian Arab Saudi pada Senin pagi (05/06). Sekutu mereka segera menyusul.

Kantor berita SPA mengutip pejabat yang mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil untuk "melindungi keamanan nasional dari bahaya terorisme dan ekstremisme".

Tiga negara Teluk, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Saudi memberikan waktu dua pekan bagi semua warga negara Qatar yang berada di negara-negara itu untuk meninggalkan wilayah mereka.

Inilah perkembangan terakhir konflik timur tengah ini :

  • UEA memberi waktu 48 jam kepada para diplomat Qatar untuk meninggalkan negara itu. Abu Dhabi menuduh Qatar mendukung, mendanai, dan merangkul terorisme, ekstremisme dan organisasi sektarian, tulis kantor berita AUE, WAM
  • Maskapai penerbangan UEA Etihad Airways, Emirates dan Flydubai akan menghentikan semua penerbangan ke dan dari ibu kota Qatar, Doha mulai hari ini, Selasa (06/06)
  • Tiga negara Teluk mengatakan mereka menutup wilayah udara mereka dari Qatar Airways
  • Kantor berita pemerintah Bahrain, GNA (Gulf News Agency) mengatakan mereka memutus hubungan diplomatik karena Qatar mengganggu keamanan dan stabilitas negeri itu dan ikut campur dalam urusan dalam negeri Bahrain.
  • Menurut Kantor berita Saudi, SPA (Saudi Press Agency), koalisi militer negara-negara Arab yang dipimpin Saudi yang memerangi pemberontak Yaman di Houthi juga mengusir Qatar dari aliansi itu karena praktik-praktik Qatar yang memperkuat terorisme dan dukungan Qatar terhadap kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaida dan Daesh (ISIS) serta berhubungan dengan milisi pemberontak

Para menteri negara-negara Teluk jelang KTT Dewan Kerjasama Teluk: Menlu Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani (kiri)Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ketiga dari kiri), Menlu Bahrain Khalid bin Ahmed al-Khalifa (ketiga dari kiri), Menlu UEA Anwar Gargash (keempat dari kiri) di Riyadh, 17 Mei 2017.Menlu Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani (kiri) Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ketiga dari kiri), Menlu Bahrain Khalid bin Ahmed al-Khalifa (ketiga dari kiri), Menlu UEA Anwar Gargash (keempat dari kiri) di Riyadh, 17 Mei 2017.

Konteks yang terjadi?

Pemutusan hubungan dengan Qatar memang berlangsung tiba-tiba, namun tidak terjadi begitu saja karena ketegangan telah berkembang selama bertahun-tahun, dan terutama dalam beberapa pekan terakhir.

Dua pekan yang lalu, negara-negara itu memblokir situs berita Qatar, termasuk Al Jazeera.

Media pemerintah Qatar memuat pernyataan kontroversial yang disebut dikemukakan oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani yang mengkritik Arab Saudi.

Pemerintah di Doha menyebut bahwa itu pernyataan palsu, dan menudingnya sebagai perbuatan hacker, suatu kejahatan siber yang tercela.

Sebelumnya, pada tahun 2014, Arab Saudi, Bahrain dan UEA menarik duta besar mereka dari Qatar selama beberapa bulan sebagai protes atas tudingan campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka.

Qatar mengatakan bahwa kantor berita mereka telah diretas.

Secara lebih luas, ada dua faktor kunci yang mendorong keputusan itu: hubungan Qatar dengan kelompok-kelompok Islam radikal, dan peran Iran, seteru Arab Saudi.

Kendati Qatar bergabung dengan koalisi AS melawan ISIS, para pemimpin Syiah Irak menuding bahwa mereka memberikan dukungan finansial kepada ISIS.

Namun, orang-orang kaya di Qatar diyakini memberikan sumbangan besar kepada ISIS, sementara pemerintah Qatar memberi bantuan uang dan senjata kepada kelompok Islam garis keras di Suriah.

Qatar juga dituduh memiliki hubungan dengan kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Front al Nusra, yang berafiliasi dengan al-Qaida.

Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok ini, serta mendukung Ikhwanul Muslimin yang dilarang di berbagai negara Arab, dan bahwa Qatar terus menerus mempromosikan pesan dan gagasan kelompok-kelompok ini melalui media mereka.

Arab Saudi, yang beraliran Sunni, juga menuduh Qatar mendukung militan Syiah di Bahrain dan provinsi Qatif di Saudi timur. Qatar berulang kali menolak tudingan kaitan mereka dengan Iran.

Negara-negara teluk kini menutup wilayah udaranya dari penerbangan Qatar Airways.Negara-negara teluk kini menutup wilayah udaranya dari penerbangan Qatar Airways.

Dampak yang kemungkinan muncul?

Qatar, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola pada 2022, mengecam pemutusan hubungan diplomatik ini melalui komentar yang disiarkan di Al Jazeera.

"Langkah-langkah itu tidak dapat dibenarkan dan didasarkan pada anggapan dan tuduhan yang tidak memiliki dasar," lapor Al Jazeera mengutip kementerian luar negeri Qatar.

Dikatakan keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi kehidupan keseharian warga dan penduduk.

Namun stabilitas pangan menjadi salah satu dampak yang bisa terasa langsung bagi penduduk, karena setiap hari, ratusan truk melintasi perbatasan Saudi - Qatar, dan pangan adalah salah satu muatannya yang paling utama, karena diperkirakan, sekitar 40% pasokan pangan Qatar dipasok melalui jalur ini.