Sabtu, 01 Feb 2020 - 21:11:00 WIB - Viewer : 6636

Negeri Hausa, Sejarah Kejayaan Islam Tempo Dulu di Nigeria

Oleh Nurfitri Hadi (IG: @nfhadi07)

Negeri Hausa adalah salah satu wilayah ke-emiran Islam terpenting di Afrika tempo dulu. hausa terletak antara Kesultanan Mali dan Songhai di sebelah barat. Kesultan Bornu di timur. Dan di utara berbatasan dengan negeri Ahir dan padang pasir. Di masa modern saat ini, Hausa berada di wilayah Nigeria utara yang merupakan bagian dari Republik Nigeria.

Asal-Usul

Hausa adalah sebuah istilah untuk menyebut orang-orang yang berbicara dengan Bahasa Hausa. Dengan demikian istilah ini tidak me-refer pada etnik tertentu. Bukan pula dari garis keturunan tertentu. Mereka adalah komunitas masyarakat yang lahir dari akulturasi sekelompok kabilah kecil dan garis keturunan yang banyak. Kelompok inti dari Hausa adalah orang-orang Sudan, penghuni asli Nigeria utara, dan sekelompok Berber.

Percampuran suku-suku ini menghasilkan budaya baru. Mereka berbicara dengan satu bahasa yang sama. Yaitu Bahasa Hausa. Kemudian Hausa menjadi sebuah etnik besar yang tersebar di Afrika Barat. Hingga bahasa mereka digunakan sebagai bahasa ibu oleh penduduk wilayah tersebut. Saking dominannya Bahasa ini, orang-orang berinteraksi dan berdagang dengan menggunakan bahasa hasil akulturasi ini.

Sejarah Keemiran Hausa

Orang-orang Hausa tersebar di Nigeria. Mereka hidup berkelompok. Berinteraksi dengan satu Bahasa. Umumnya, mereka beragama Islam. Namun tidak dikuasai oleh satu pemerintahan. Hausa terdiri dari tujuh ke-emiran kecil. Tujuh ke-emiran itu adalah Kano, Katsina, Zaria, Jubir, Dora, Ranu, dan Zamfara.

Sebagian peneliti mengatakan Ke-emiran Dora adalah emirat tertua. Kemudian garis keturunannya menurun pada sebagian penduduk Mesir, Habasyah, sebagian negara Arab, dan Katsina. Kemudian Katsina meluas dan memunculkan wilayah Zaria yang merupakan emirat terluas. Lalu muncul Kano yang merupakan emirat terkaya. Setelah itu Jubir emirat yang wilayahnya paling basah.

Walaupun dari satu garis keturunan Dora, ketujuh emirat ini tidak saling menguasai. Bahkan sering terjadi peperangan antara mereka. Peperangan ini dipicu karena keinginan para emir untuk menguasai dan mengontrol wilayah lainnya. Atau mereka beraliansi dengan pasukan besar dari kerajaan tetangga. Seperti Burnu, Mali, dan Songhai.

Peradaban Hausa

Orang-orang Hausa terkenal ahli dalam pertanian, kerajinan, dan perdagangan. Pedagang mereka adalah pedagang yang paling terkenal di seantero Afrika. Mereka berani menembus sahara tiga bulan setiap tahunnya. Pedangang-pedagang Hausa ini berjasa menyediakan komoditi di Tarablus, Tunisia, dan wilayah Afrika Utara lainnya. Mereka menjual emas, gading, dan sutra.

Tidak hanya mendominasi wilayah Afrika Utara, pedagang Hausa juga menjamah pelosok selatan Afrika. Mereka menjangkau Nubia dan Burnu. Suatu wilayah dagang yang mereka kuasai pada tahun 856 H/1452 M. Pedagang-pedagang Hausa adalah orang-orang yang paling berpengaruh terhadap perkembangan rute dagang Afrika. Melalui jasa mereka, jalur antar negera pun terhubung semakin baik. Dimulai dari Hausa menuju ke utara (ke wilayah Ahir). Kemudian menuju Ghat, Gadamis, Chad, dan Burnu. Jalur-jalur ini terbuka. Layak dilalui dan tertata. Sehingga para musafir dan kafilah dagang mudah menempuh medan Afrika yang pada umumnya berat. Dengan baiknya jalur ini, berdampak pada penyebaran agama Islam. Para ulama dan peneliti pun semakin mudah menuju wilayah Hausa.

Perkembangan Islam di Hausa

Perkembangan jalur perdagangan Hausa membuat manusia mudah keluar dan masuk. Hal ini turut memicu tersebarnya Islam dan perkembangan pemikiran di daerah tersebut. Pengaruh budaya Arab Islam kian terasa. Pesebaran para pedagang Hausa juga turut membuat bahasa mereka tersebar di seantero Afrika. Di pasar-pasar, tempat-tempat umum, bahasa mereka digunakan. Apalagi setelah Kerajaan Songhai mengalami kemunduran, Hausa semakin menguasai perdagangan. Di Hausa sendiri, Emirat Kano dan Katsina menjadi pusat perdagangan dan ilmu keislaman.

Islam terus berkembang di Hausa. Diawali dengan Emirat Kano di akhir abad ke-12 M. Kemudian di abad ke-14 menyusul wilayah-wilayah lainnya. Perkembangan Islam di negeri ini juga berkat dukungan pemerintah mereka. Pemerintah yang sejak awal memimpin dengan adil. Kemudian saat Islam masuk, mereka menerima dakwahnya. Akibatnya, para rakyat pun dengan mudah mengikuti agama pemerintah mereka.

Perkembangan Islam di wilayah ini memotivasi para ulama untuk semakin giat berdakwah dan memperbaiki akidah penduduk Hausa. Mereka giat mendakwahkan Islam. Mengajarkan bahasa dan aksara Arab. Serta wawasan keislaman lainnya. Masjid-masjid besar bermunculan sebagai fasilitas dakwah. Keyakinan paganisme yang merupakan agama asli Afrika semakin terkikis di tengah masyarakat. Islam kian diamalkan. Keamanan dan stabilitas pun semakin terwujud.

Kondisi Dakwah di Hausa

Di antara ulama yang memiliki andil besar dalam penyebaran Islam di emirat ini adalah Syaikh Abdurrahman Zaid. Ia adalah seorang pendawakh di Emirat Kano. Kemudian ada Syaikh Muhammad bin Abdul Karim al-Mughili. Seorang fakih dari Kota Tuat, Aljazair. Ia berdakwah di Kano dan Katsina. Ada pula Syaikh Abdussalam. Dialah yang membawa dan mengajarkan kitab al-Mudawwanah dan al-Jami’ ash-Shaghir di wilayah tersebut. Pendakwah lainnya adalah Syaikh al-Qadhi Muhammad bin Ahmad bin Abi Muhammad at-Takhidzati. Atau yang lebih dikenal dengan Aid Ahmad atau Ibnu Ahmad. Ia adalah hakim di Kota Katsina dan wafat pada tahun 936 H/1529 M. Dan masih banyak pendakwah lainnya. Para pedagang juga tak kalah andil dalam penyebaran Islam di emirat ini. Bahkan merekalah perintis dakwah.

Para ulama Timbuktu (pernah ditulis di kisah muslim tentang Peradaban Islam di Mali) pun bersafar ke Hausa untuk berdakwah. Demikian juga ulama Mesir, di antaranya Jalaludin as-Suyuthi yang wafat tahun 911 H/1505 M. Beliau menjalin hubungan baik dengan Emir Katsina. Pada tahun 876 H/1471 M, as-Suyuthi kembali ke Mesir. Kemudian dakwah pun tetap ia lanjutkan dengan metode surat-menyurat. Metode surat-menyurat ini juga dilakukan oleh ulama-ulama Hijaz. Semua ini menunjukkan betapa Hausa terhubung dengan dunia Islam. Baik di Afrika maupun luar Afrika.

Sumber:
– al-Mausu’ah al-Mujazah fit Tarikh al-Islami

kisahmuslim.com