Senin, 25 Jul 2016 - 10:10:00 WIB - Viewer : 5272

Pentingnya Menjaga Anak

Faozan Umar

AMPERA.CO - "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (QS an-Nisaa: 9).

Salah satu sumber kebahagian dalam sebuah keluarga adalah lahirnya anak dari pasangan suami istri. Sebab, salah satu tujuan pernikahan adalah mendapatkan keturunan sebagai pewaris dan penerus perjuangan orang tua di kemudian hari. Karena itulah, pasangan suami istri akan berjuang untuk mendapatkan keturunan serta menjaganya.

Dalam Islam, anak memiliki kedudukan yang penting dan strategis. Pertama, anak merupakan amanah bagi orang tuanya. Kedua, anak sebagai generasi penerus perjuangan orang tua. Ketiga, anak menjadi tabungan akhirat. Itulah sebabnya, dalam hadis dikatakan salah satu yang menjadi penyambung amal ketika manusia telah wafat adalah doa anak saleh bagi orang tuanya. Keempat, anak adalah hiburan dan perhiasan bagi kedua orang tuanya. 

Hal ini sesuai dengan doa yang sering dibaca oleh para orang tua sebagaimana terdapat dalam Alquran  "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS al-Furqon: 74). 

Betapa pentingnya kedudukan anak maka para orang tua berjuang sekuat tenaga menjaga anak keturunan yang dimilikinya agar menjadi anak yang saleh, berbakti kepada kedua oang tua, dan berguna bagi agama, bangsa, dan negara. Para orang tua akan memberikan pendidikan terbaik, asupan gizi yang cukup, sandang yang layak serta rumah yang nyaman untuk tinggal bersama keluarga dan tentu saja sesuai dengan kemampuannya.

Maka, menjadi wajar dan beralasan jika kita menyaksikan para orang tua yang sedih, kecewa, dan marah  setelah mendapatkan informasi bahwa vaksin yang diberikan kepada anaknya adalah palsu. Sebab, mereka telah berusaha menjaga anak dengan sebaik-baiknya, yakni dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, serta mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, ternyata vaksin yang diberikan adalah palsu yang jika dibiarkan akan berdampak pada masa depan anaknya.

Menjaga anak sesungguhnya tidak hanya kewajiban orang tua, tetapi juga negara. Sebab, negara berkepentingan untuk memiliki generasi bangsa yang kuat, sehat jasmani dan rohani. Jika anak-anak yang tumbuh adalah generasi yang sehat dan kuat, dengan sendirinya negara pun juga akan kuat, begitu juga sebaliknya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada mukmin yang lemah."
 
Pembukaan UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa tujuan Indonesia merdeka antara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Menjaga anak merupakan kewajiban bersama antara orang tua dan negara. Sehingga, sinergisitas dan gotong royong merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan generasi yang kuat.

Setiap 23 Juli, pemerintah telah menetapkannya sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Tentu, kita berharap, peringatan HAN tak hanya seremonial belaka, tetapi pada subtansinya yakni menjaga anak adalah merawat bangsa. Wallahu a`lam.