Rabu, 13 Mei 2015 - 17:15:35 WIB - Viewer : 5536

Tukang Becak Tambal Lubang Jalan di Surabaya Tolak Imbalan Jasa

Photo : wowkeren.com
Tukang Becak Tambal Lubang Jalan di Surabaya Tolak Imbalan Jasa

AMPERA.CO, Surabaya - Abdul Sukur, biasa dipanggil pak dul, Tukang becak warga Jalan Tambak Segaran Barat Gang 1 Nomor 27 Kota Surabaya yang mempunyai hobi menambal jalan berlubang atau rusak dengan batu menolak pemberian uang jasa atau tawaran pekerjaan dari Pemkot Surabaya.

"Kami sudah kesana. Terus kami kasih imbalan jasa dan menawari ikut kerja di Dinas Pekerjaan Umum, tapi tidak mau," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati kepada Antara di Surabaya, Rabu.

Fenomena tukang becak penambal jalan berlobang ini mencuat di dunia maya saat pertama kali diposting salah seorang warga Surabaya Himan Utomo di facebook-nya. Postingan tersebut mendapat tanggapan dari banyak warga.

Himan menceritakan sekitar pukul 23.05 di ITC Gembong Surabaya, ia melihat seorang bapak tua tukang becak ini berhenti pas di depan ITC. Bapak tua ini turun dan menurunkan bongkahan batu aspal dan menaruhnya di beberapa jalan yang berlubang.

"Setelah beberapa kali mondar-mandir dari becak ke jalan berlubang, bapak tua ini mengambil palu besar untuk meratakan bongkahan batu aspal itu. Kemudia ia duduk sebentar sembari mengipaskan topi hitam miliknya sembari berucap `alhamdulillah`," katanya.

Hilman pun akhirnya mengampiri bapak tua ini dan duduk disamping beliau serta menawarkan rokok kepada beliau. "Saya bertanya bapak dari dinas kota Surabaya ya kok meratakan jalan dan cuma memakai becak? bukankah dinas kota punya fasilitas? Bapak tua ini menjawab bukan mas, saya tukang becak biasa," katanya.

Mendapati jawaban seperti itu, Hilman mengaku heran dan bertanya lagi. "Bapak digaji berapa? dan ikut siapa?. Bapak tua ini menjawab saya tidak kerja sama siapa-siapa dan tidak digaji siapa-siapa," katanya.

Hilman semakin penasaran dan bertanya lagi. "Lha bapak melakukan ini tidak dibayar kok mau, bukan kah sudah jadi tanggung jawab pemerintah kota, kan kita juga bayar pajak untuk pembangunan kota juga?"

Bapak tua ini tersenyum dan berkata, "tidak apa-apa mas, ini sudah jadi hobi saya tiap malam. Setelah cari rezeki dengan menjadi tukang becak, malamnya saya selalu mencari bongkahan batu aspal, buat menutup jalan yang berlobang, ya hitung-hitung abdi saya sebagai warga kota Surabaya," katanya.

Mendapati hal itu, Hilman mengaku bersimpati karena masih ada orang seperti bapak tua ini di Surabaya. Bapak tua ini juga berkata tentang lika-likunya menutup jalan yang berlubang.    

"Saya sering di olok-olok sama teman-teman tukang becak dengan alasan buat apa melakukan itu semua karena tidak dibayar dan tidak akan dipedulikan pemkot," katanya.

Anehnya, kata Hilman, bapak tua ini tertawa kecil dan sering menjawab demi kemanusiaan saja.

"Kalau ada yang terkana lobang terus kecelakaan gimana. Iya kalau musim panas terus kalau banjir kan gak kelihatan. Sudah tidak apa-apa kalau jalannya tidak berlubang semua yang lewat kan juga enak," katanya menirukan bapak tua itu.

Hilman mengatakan mudah-mudahan ada bapak/ibu pejabat di Pemkot Surabaya yang baca postingan ini dan memberi beliau penghargaan atas kerja keras beliau selama ini.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti mengatakan disamping merespons, hal ini bisa menajdi bahan evaluasi juga terkait jalan rusak/berlubang pemkot tidak cukup menunggu pengaduan melalui media center atau sapa warga.

"Kelurahan sebagai aparat di level paling dekat dengan masyarakat mestinya juga proaktif melaporkan untuk kemudian ditindaklanjut dinas dengan satgas atau URC (unit reaksi cepat) jalan berlubang/rusak," katanya.

feri y

antarasumsel