Selasa, 26 Mei 2015 - 12:07:37 WIB - Viewer : 7492

Ukir Prestasi "Dini Fuadillah Sofyan" Lolos Seleksi ISIC Mewakili Indonesia

Kurniahadi

Foto: Esklusif/Ampera.co
Setelah berhasil menyisihkan sekitar 400 peserta dalam seleksi paper, Dini menjadi mahasiswa asal Palembang​ pertama yang menjadi presenter ISIC.

AMPERA.CO, Palembang - Dini Fuadillah Sofyan, atau yang biasa dikenal dengan sapaan Dini, menjadi mahasiswa asal Palembang pertama yang berhasil lolos seleksi paper dalam ajang 14th Indonesian Scholars International Convention (ISIC). Ia beserta rekannya, Andika Putra Riandy berhasil menyisihkan ratusan peserta dari seluruh Asia dan Eropa yang mengikuti seleksi pada ISIC 2014.

ISIC merupakan ajang tahunan terbesar yang diadakan oleh PPI UK dan untuk tahun 2014 kemarin mengangkat tema: “Rediscovering Indonesia’s Potential Facing The Challenge of ASEAN Economic Community (AEC)”. Acara tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 25-26 Oktober 2014 di Kota Oxford.

Dengan mengangkat judul penelitian: “Applying Nano Carbon as Coating Material for Slow Released Fertilizer to Increase Rice Yield and to Reduce Nitrogen Loss in Surface Water of Paddy Soil”, mahasiswi Teknik Kimia Unsri angkatan 2010 ini juga berhasil menjadi mahasiswa asal Sumatera pertama yang megikuti ISIC setelah selama 14 tahun acara tersebut digelar. Karena selama ini, peserta ISIC asal Indonesia didominasi oleh mahasiswa dari Pulau Jawa.

“Alhamdulillah kami bisa menjadi perwakilan Indonesia asal Sumatera pertama yang berhasil mengikuti ISIC.” Ungkap Dini.

Rasa bangga tentunya dirasakan oleh mahasiswi yang juga aktif di lembaga Nano World Indonesia ini. Untuk menjadi peserta dalam ajang tersebut, dini harus melalui tiga tahapan seleksi dan menyisihkan sekitar 400 peserta dari berbagai belahan dunia. Proses seleksi dilakukan secara internasional dan masuk procedings, oleh Granfield University.

Seleksi yang dilalui mulai dari abstrak, paper, dan metode penulisan, hingga diperoleh 25 paper terbaik. Peserta yang mengikuti ajang tersebut bukan hanya dari Asia, tapi juga Eropa. Paper yang dibuat oleh Dini bahkan sempat mendapatkan pujian pada bagian metode penulisan.

Dini mengungkapkan, hal yang mendorong dirinya untuk mengikuti ISIC yaitu potensi ide yang bisa diaplikasikan dan memberikan sedikit solusi untuk permasalahan di Indonesia. Selain itu juga sebagai langkah untuk mewujudkan mimpinya ke eropa.

“Saya memanfaatkan kesempatan ini, sejak akhir tahun 2013 setelah nonton film 99 cahaya langit eropa, punya mimpi untuk kesana. Sebenarnya UK belum masuk target list mimpi, kemarin-kemarin pengen ke Jerman. Tapi alhamdulillah Allah kasih lebih, diberi kesempatan ke UK. Khususnya ke University of Oxford, salah satu universitas tertua dan terbaik di dunia.” Ujar Dini.

AR. Yosef

Ampera.co