Jumat, 25 Nov 2016 - 00:06:00 WIB - Viewer : 12448

Warga Mesuji keluhkan layanan SPBU simpang pematang

AMPERA.CO, Mesuji - Warga Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan mengeluhkan pelayanan pembelian bahan bakar minyak di SPBU Pertamina di Jalan Lintas Timur Sumatera Km 182 Desa Simpang Pematang.
 
Sejumlah warga selaku konsumen di SPBU Kecamatan Simpang Pematang itu, Kamis (24/11), mengaku sangat kecewa karena merasa dibohongi oleh petugas pelayanan dengan mengatakan persediaan premium telah habis, sehingga diminta mengisi BBM jenis pertalite.
 
Padahal BBM jenis premium diketahui masih tersedia, namun diduga akan dijual khusus kepada pengecer ilegal.
 
Kondisi itu, membuat para pengguna kendaraan baik roda dua maupun roda empat akhirnya mengisi bahan bakar jenis pertalite karena sudah telanjur masuk ke SPBU itu. Padahal konsumen itu semula umumnya ingin
mengisi BBM jenis premium.
 
Beberapa warga menyatakan pada Rabu (23/11), di SPBU Pertamina 24.346.134 itu terlihat ratusan pengendara sepeda motor dan mobil yang membawa ratusan jeriken dilayani untuk mengisi BBM jenis premium.
 
Ketika hal itu ditanyakan kepada salah satu petugas pelayanan SPBU itu, Solihun, ia mengakui menjelang Natal dan Tahun Baru memang selama ini sudah berjalan biasa seperti itu premium banyak dibeli untuk dijual lagi oleh para pengecor gelap.
 
Petugas lain di SPBU itu juga tetap membujuk pengendara mobil yang masuk untuk mengisi pertalite, mengingat premium habis dan hanya tersedia pertalite. "Sama saja om, malah kualitas BBM-nya lebih bagus," ujarnya pula.
 
Salah satu calon konsumen pengendara mobil menjawab ajakan itu bahwa ia tetap ingin mengisi premium.
 
"Sama bagaimana, sudah jelas harganya beda. Apa mau dibayar dengan harga premium. Nah, itu ada pompa-pompa lain yang di sebelah sana kok bisa mengisi premium ratusan jeriken pengecor," ujarnya mempertanyakannya.
 
Akhirnya beberapa mobil dan sepeda motor terpaksa ikut mengisi pertalite karena dikatakan premium sudah habis oleh petugas SPBU itu.
 
Menurut salah satu dari mereka, "Nanti pindah SPBU lagi, dibilang habis lagi premiumnya, itu kalau BBM di tangki masih mencukupi.  Soalnya indikator BBM sudah merah, mau habis," ujar Dapit, salah satu warga Desa Simpang Pematang di SPBU itu pula.
 
Namun ada satu mobil pribadi yang memaksa tetap meminta ingin mengisi premium karena melihat ratusan jeriken pengecor yang diisi oleh petugas dengan premium, dan nyaris terjadi insiden dengan petugas SPBU itu.
 
"Saya mau premium, itu masih ada," ujar Yoto, pengemudi mobil itu kepada petugas pengisi BBM.
 
Namun petugas layanan SPBU itu, Solihun mengatakan bahwa premium yang tersedia khusus untuk konsumen yang mengecor dengan ratusan jeriken dan memang diprioritaskan. "Itu sudah jatah untuk ratusan cor, pak," ujar petugas tersebut.
 
Salah satu petugas SPBU itu akhirnya mengizinkan puluhan mobil yang sudah antre tersebut untuk mengisi BBM premium dari pompa yang digunakan untuk mengisi ratusan jeriken konsumen pengecor.
 
Selain itu, keluhan konsumen atas pelayanan di SBPU 24.346.134 itu adalah perlakuan petugas pelayanannya kepada konsumen mengenai penghitungan meteran saat pengisian yang dirasakan mengecewakan.
 
"Saya tiap mengisi BBM sepeda motor selalu bilang full. Nah, saat lihat petunjuk rupiah pada meteran di pompa SPBU tertera Rp8.300, selalu dibilang petugas Rp10.000. Begitu terus mas,"  ujar salah satu konsumen SPBU itu pula.
 
Namun karena melihat hampir semua pengendara motor dan mobil diperlakukan sama, ia akhirnya diam saja. "Terus kayak gini mau lapor siapa mas, sudahlah. Tapi yang jelas itu tidak benar dan merugikan masyarakat," ujar  Bujung, warga Pematang Panggang, Provinsi Sumatera Selatan itu pula.
 
Warga berharap kepada pihak berwenang dan PT Pertamina untuk menindak pihak SPBU Pertamina 24.346.134 di Simpang Pematang yang dinilai telah merugikan masyarakat itu.

antarasumsel