Sabtu, 30 Mei 2015 - 10:15:12 WIB - Viewer : 6400

Taspen Berencana Perbesar Investasi Infrastruktur

Teddy F

ilustrasi

AMPERA.CO, Jakarta - PT Taspen (Persero), perusahaan dana pensiun skala besar milik pemerintah berencana memperbesar investasi langsung untuk dana kelolaan pensiun dan tabungan hari tua (THT) ke sektor infrastruktur.

Menurut Direktur Investasi Taspen, Iman Firmansyah, hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil investasi perusahaan. Pasalnya, saat ini suku bunga deposito terus menurun sehingga menyebabkan hasil investasi turun.

Iman melanjutkan, sektor infrastruktur khususnya bisnis pembangkit listrik (power plant) mampu memberikan imbal hasil sebesar 14%. Imbal hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito dan imbal hasil dari surat berharga yang saat ini sekitar 9%-11%. 

Menurut Iman, perusahaan juga berencana bersinergi dengan badan usaha milik negara (BUMN) karya dalam pembangunan proyek-proyek jalan tol. “Kami sudah berdiskusi secara mendalam dengan salah satu perusahaan BUMN terkait pembangunan pembangkit tenaga listrik dan jalan tol. Kami menunggu hasil uji kelayakannya," kata dia.

Iman mengaku perusahaan akan meningkatkan investasi langsung ke sektor infrastruktur menjadi 20%. Saat ini, kelolaan THT hanya diperbolehkan menginvestasikan dana pada penyertaan langsung sebanyak 5%. Kelolaan yang berasal dari iuran pensiun hanya boleh diinvestasikan pada obligasi negara dan deposito bank pemerintah saja. "Saat ini porsi investasi langsung masih kecil, baru sekitar 1% dari total dana kelolaan THT,” kata Iman.

Ketentuan tentang investasi kelolaan THT ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79 tahun 2011 tentang Kesehatan Keuangan Badan Penyelenggara Program Tabungan Hari Tua. "Kami sedang menunggu relaksasi aturan dari pemerintah agar rencana ini berjalan lancar," kata dia. Namun, Iman enggan menjelaskan lebih lanjut tentang relaksasi aturan tersebut.

Untuk meningkatkan investasi penyertaan langsung tahap awal, Taspen akan memberikan suntikan modal kepada anak usahanya, PT Arthaloka sebesar Rp 650 miliar. Penambahan modal tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung Arthaloka yang baru. "Arthaloka membutuhkan dana yang cukup besar untuk pembangunan gedung kedua," ujar dia.

Sambil menuggu aturan relaksasi keluar, saat ini Taspen memiliki mengalihkan sebagian besar investasinya ke pasar keuangan, seperti saham dan obligasi. “Saat ini porsi di saham telah mencapai 8%. Kami targetkan hingga akhir tahun dapat meningkat menjadi 18%,” jelas dia.

Hingga kuartal I 2015, Taspen membukukan total dana kelolaan dari program pensiunan dan THT sebanyak Rp 135 triliun. Total dana kelolaan THT Taspen mencapai Rp 55 triliun. "Kalau hanya 5%, kami baru bisa menginvestasikan dana ke penyertaan langsung sekitar Rp 2,9 triliun-Rp 3 triliun," ujar Iman.

Hingga 2016, Taspen juga berencana menjadi holding company integrated financial services (IFS). Perseroan berniat memiliki usaha di bidang dana pensiun lembaga keuangan (DPLK), bank, dan aset manajemen. Perusahaan sedang mengkaji rencana strategi bisnisnya dalam beberapa tahun ke depan. 

"Kami sudah komunikasikan rencana ini secara informal kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemegang saham," kata dia.

Menurut Iman, pendirian anak usaha DPLK dilakukan untuk menggarap potensi bisnis pensiunan yang masih besar. Selama ini, Taspen hanya mengelola dana pensiunan milik Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara itu, PT Taspen Life, anak usaha di bidang asuransi mengelola pensiunan pegawai BUMN.

Feri Yuliansyah