Sabtu, 18 Apr 2015 - 13:09:25 WIB - Viewer : 6280

Rusia Berminat Bangun PLTN di Indonesia & Malaysia

Rosatom, BUMN Nuklir milik Rusia

AMPERA.CO, Moskow - Rusia, melalui Rosatom, BUMN nuklir asal negeri beruang putih itu menangkap peluang pengembangan pemanfaatan energi nuklir di negara-negara Asia. Rusia menilai, negara-negara di Asia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, sehingga sektor energi  menjadi sangat penting untuk keberlangsungan perputaran roda ekonomi di kawasan ini.

Minat Rusia untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Asia ditunjukkan dengan minat Rosatom untuk berpartisipasi dalam proses tender pembangunan PLTN pertama di Malaysia segera setelah negeri jiran itu megumumkan prosesnya. Wakil Direktur Jenderal Rosatom Energy State Corporation Kirill Komarov mengatakan, meski kedua negara belum menandatangani perjanjian antarpemerintah, namun Rosatom siap ambil bagian dalam pembangunan PLTN di Malaysia.

“Dengan mempertimbangkan fakta bahwa pada tahun 2009 Pemerintah Malaysia menyetujui penciptaan tenaga nuklir milik sendiri sebagai salah satu komponen dalam keseimbangan energi negara di tahun 2020, dan meskipun saat ini belum ada perjanjian antara pemerintah Rusia dan Malaysia tentang penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai, kami siap untuk mengambil bagian dalam tender untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara itu bila tender diumumkan,” kata Kamarov di sela-sela Conference of the Japan Atomic Industrial Forum ke-48 di Tokyo baru-baru ini.

Selain menunjukkan minat untuk membangun PLTN di Malaysia, Komarov mengatakan, Rosatom juga siap untuk mengembangkan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai di negara-negara Asia lain, termasuk Indonesia. Pada November 2014, Rosatom telah menyatakan minat mereka untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan PLTN yang akan dibangun di Indonesia.

Seperti diketahui bersama, pemerintah, dalam hal ini Badan Tenaga Nuklir (BATAN) Indonesia bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Menengah telah menunjukkan niat serius untuk merealisasikan pembangunan PLTN di Indonesia. Untuk tahap awal, BATAN akan segera membangun PLTN mini di Serpong yang ditargetkan selesai pada 2018.

Apabila Indonesia baru mulai memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi listrik, negara tetangga Vietnam telah selangkah lebih maju dalam pengembangan industri ini. Tahun ini, Vietnam akan segera menandatangani dua kontrak pertama bersama dengan Rosatom untuk pembangunan PLTN pertama di Vietnam yang diberi nama “Ninh Thuan 1”.

“PLTN kami mengetengahkan kombinasi sistem keselamatan aktif dan pasif serta ‘core catcher’, yang merupakan sumber keamanan yang sangat diperlukan. Saat ini, tidak ada satu pihak pun yang berada di daerah padat penduduk yang tidak membangun pembangkit listrik tenaga nuklir tanpa mengetahui teknik rekayasa Rusia ini (core catcher – red),” Komarov melanjutkan.

Dalam Conference of the Japan Atomic Industrial Forum ke-48 juga, Kepala Badan Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/ IAEA) Yukiya Amano mengatakan, permintaan tenaga nuklir dunia memang terus meningkat, dan Asia merupakan wilayah dengan pertumbuhan pemanfaatan energi nuklir terbesar di dunia.

“13 dari 30 negara yang menggunakan eneri  nuklir membangun PLTN yang baru. Dari 65 PLTN baru yang sedang dibangun, dua pertiganya berada di Asia. Ini sangat bisa dipahami mengingat pertumbuhan ekonnomi Asia beberapa tahun belakangan begitu mencengangkan,” kata Amano.

(editor : Feri / Reporter : Teddy)