Rabu, 22 Apr 2020 - 22:55:00 WIB - Viewer : 3028

Palembang PSBB, Ini Respon dan Harapan Warga

Tim / Ed : Fery

AMPERA.CO, Palembang - Beberapa warga Palembang mengaku, setuju jika diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19, dengan catatan kebutuhan rakyat dipenuhi oleh Pemerintah.

"Sangat setuju PSBB. Tapi kebutuhan rakyat sehari-hari harus dipenuhi, terutama rakyat yang kurang beruntung. Fakta di lapangan banyak masyarakat yang mampu dapat bantuan karena kenal atau kerabat RT/RW," kata Iin (45), Warga RT 31, Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati, Rabu (22/4/2020).

Hal serupa diungkapkan warga yang berada di Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Jakabaring, Halim (54), ia mengatakan, setuju jika Palembang diberlakukan PSBB. Tapi, ia ragu jika PSBB diterapkan, pemerintah mampu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat.

"Setuju. Tapi kekhwatiran tentu ada, karena masyarakat sipil tidak bisa lagi bekerja. Tapi dari pada penyebaran semakin meluas. Lebih baik PSBB. Kami juga takut Pemerintah tak sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat," kata pria yang berprofesi sebagai, pedagang sayur di Pasar tumbuh di Jalan Aiptu A Wahab, ini.

Indra (31), warga Ilir Barat (IB) 1, berharap, pemerintah melakukan langkah efektif untuk menekan penyebaran Covid-19. Jika PSBB dilakukan jangan lama-lama. Jangan sampai perekonomian rakyat kecil rusak.

"Jika warga tak bisa bekerja, sementara bantuan pemerintah terbatas, sesuatu buruk bisa saja terjadi. Misalnya penjarahan seperti 1998, jadi pemerintah harus memikirkannya secara matang," ujarnya.

Menyikapi respon dan harapan warga itu, Pengamat Sosial Sumsel, Bagindo Togar Butarbutar, mengatakan, jika usulan Pemkot Palembang terkait PSBB disetujui Kememterian Kesehatan (Kemenkes) RI, apakah Pemkot mampu menjalankan kebutuhan ekonomi sosial, data yang kuat dan akurat monitoring.

"Jika pemerintah memiliki SDM yang cukup, anggaran yang cukup, logistik cukup pola distribusi baik silakan laksanakan PSBB. Tapi, ada garansi kebjikan PSBB dapat menekan angka penularan jika tidak, maka harus kembali kepada protokol kesehatan awal, yang kita takutkan nanti ada efek sosial," pungkasnya.

    Simak Berita lainnya seputar topik artikel ini :